Mengenal Sapau Mode, Rumah Kreatif untuk UMKM Fesyen Balikpapan

Heni Hardiningrum menunjukkan salah satu karya Sapau Mode. (niaga.asia/Heri)

BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA — Di tengah dinamika Kota Balikpapan, Sapau Mode hadir sebagai wadah bagi para pelaku UMKM yang bergerak di bidang mode.

Komunitas ini didirikan dengan tujuan untuk memberi ruang bagi ibu-ibu dan remaja putri yang memiliki hobi dan keterampilan di bidang fesyen, khususnya dalam menjahit, membordir, dan membatik.

Sebagai organisasi yang berdiri sebelum pandemi COVI-19, Sapau Mode sempat mengalami masa vakum. Namun, setelah pandemi mereda, komunitas ini kembali bangkit dan semakin berkembang.

Heni Hardiningrum, Ketua UMKM Sapau Mode Kota Balikpapan, berbagi cerita tentang awal pembentukan komunitas ini.

“Sapau Mode ini terbentuk dengan tujuan untuk memberikan ruang bagi ibu-ibu dan remaja perempuan di Balikpapan yang memiliki keterampilan di bidang fesyen, tetapi tidak memiliki wadah untuk mengekspresikan diri. Kami ingin menjadi rumah bagi mereka, tempat di mana mereka bisa belajar bersama dan saling mendukung untuk maju,” kata Heni dalam perbincangan bersama niaga.asia, Kamis 7 November 2024.

Nama Sapau Mode diambil dari filosofi ‘atapan’ atau tempat berteduh, yang menjadi simbol bagi para anggota yang ingin mengekspresikan keterampilan mereka dalam bidang mode.

“Kami ingin memberi kesempatan kepada mereka untuk belajar, berkembang, dan memajukan produk kreatif mereka,” ujar Heni.

Di Sapau Mode, kegiatan utama yang dilakukan adalah pelatihan keterampilan yang berfokus pada pengembangan produk fesyen, mulai dari teknik menjahit, bordir, hingga batik khas Balikpapan.

Produk-produk yang dihasilkan, seperti bordir yang menggambarkan ciri khas Kota Balikpapan, batik, dan ecoprint, menjadi hasil karya yang membanggakan bagi anggota komunitas ini.

Sapau Mode menjadi rumah bagi ibu rumah tangga dan remaja putri yang ingin mengembangkan keterampilan di antaranya menjahit. (niaga.asia/Heri)

“Kami mengajarkan keterampilan seperti membordir dan membatik yang menggambarkan kekhasan budaya Balikpapan, sehingga karya kami bukan hanya soal fesyen, tetapi juga mencerminkan identitas lokal,” terang Heni.

Sebagian besar anggota komunitas Sapau Mode adalah ibu rumah tangga, dan remaja putri yang memiliki latar belakang pendidikan di SMK Tata Busana.

“Ini adalah komunitas yang menjadi tempat bagi mereka untuk berkarya lebih lanjut, karena sebelumnya tidak ada ruang untuk mengekspresikan diri mereka,” sebut Heni.

Dalam proses pelatihan, para anggota komunitas tidak hanya memperoleh keterampilan teknis, tetapi juga dibekali dengan pengetahuan mengenai pentingnya inovasi dan ciri khas produk.

Meskipun Sapau Mode didirikan oleh pelaku UMKM secara mandiri, dukungan dari Pemerintah Kota Balikpapan sangat berperan dalam perkembangan komunitas ini.

Idris, Sekretaris Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindustrian (DKUMKMP) Balikpapan, menyatakan pemerintah siap memfasilitasi perkembangan Sapau Mode ke depannya.

“Kami berharap UMKM Sapau Mode ini terus berkembang dengan inovasi-inovasi baru. Salah satu harapan kami adalah agar mereka bisa menciptakan produk dengan ciri khas yang kuat,” ujar Idris.

Pemerintah Kota Balikpapan telah menyediakan berbagai fasilitas untuk mendukung produk UMKM lokal, termasuk ruang untuk memamerkan karya-karya mereka.

“Kami memiliki galeri di BSCC Dome dan Bandara SAMS Sepinggan, di mana produk-produk kerajinan dari UMKM seperti Sapau Mode dapat dipajang. Dengan adanya fasilitas ini, kami berharap produk-produk lokal bisa lebih dikenal masyarakat luas,” jelas Idris.

Pemerintah juga berencana untuk mengembangkan pelatihan-pelatihan yang lebih mendalam di bidang pemasaran dan branding, untuk mendukung para pelaku UMKM agar dapat bersaing di pasar yang lebih besar.

“Kami juga mendorong agar UMKM di Balikpapan, seperti Sapau Mode, tidak hanya fokus pada kualitas produk, tetapi juga pada pengembangan pemasaran dan keberlanjutan usaha mereka,” lanjut Idris.

Tim Sapau Mode Balikpapan (niaga.asia/Heri)

Heni kembali menerangkan, tantangan terbesar bagi komunitas ini adalah bagaimana menciptakan ciri khas Balikpapan dalam setiap produk yang dihasilkan.

“Kami ingin produk kami tidak hanya dikenal karena kualitasnya, tetapi juga karena identitas khas Balikpapan yang ada di dalamnya. Itu yang membedakan kami dengan UMKM lain di luar daerah,” ucap Heni.

Seiring dengan berjalannya waktu, Sapau Mode mulai dikenal lebih luas, baik di tingkat kota maupun luar daerah. Beberapa produk dari anggota Sapau Mode bahkan sudah merambah pasar luar kota, bahkan luar pulau.

“Kami bangga bisa bekerja sama dengan pemerintah dan juga memasarkan produk kami secara mandiri. Kami berharap ke depan bisa terus berinovasi dan semakin dikenal di pasar yang lebih luas,” jelas Heni.

Sapau Mode tidak hanya menjadi tempat untuk mengekspresikan diri melalui keterampilan di bidang fesyen, tetapi juga menjadi sarana pemberdayaan bagi perempuan di Balikpapan.

Sebagai komunitas yang terdiri dari ibu-ibu dan remaja putri, Sapau Mode turut mendukung peningkatan ekonomi keluarga dengan membuka peluang usaha dan kreativitas yang berkelanjutan.

“Melalui Sapau Mode, kami ingin menunjukkan bahwa perempuan juga memiliki peran besar dalam ekonomi kreatif, khususnya di bidang fesyen. Kami tidak hanya ingin menjadi pembuat produk, tetapi juga pelaku yang berdaya dan mandiri,” sebut Heni.

Ke depan, Sapau Mode berharap dapat terus berinovasi dan memperkenalkan produk dengan ciri khas Balikpapan yang lebih luas, baik di pasar lokal maupun internasional.

Dengan dukungan pemerintah dan semangat para anggotanya, Sapau Mode optimistis bisa terus berkembang dan menjadi rumah bagi UMKM fesyen lainnya di Balikpapan.

Penulis: Heri | Editor: Saud Rosadi | Adv Diskominfo Kaltim

Tag: