Menkeu: Tidak Boleh Ada Rakyat yang Terus Menerus Tertinggal

JAKARTA.NIAGA.ASIA-Tidak boleh ada bagian dari Indonesia dan rakyat Indonesia yang terus-menerus tertinggal. Karena itu pemerintah perlu untuk terus meningkatkan kemampuan penetrasi pembangunannya ke daerah yang memang diakui tidak mudah. Kadang-kadang secara geografis sangat luas dan menantang, populasinya sangat jarang, namun mereka adalah keluarga dan bagian dari Indonesia.

Hal itu dikatakan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati saat memberikan sambutan pada acara peringatan HUT ke-13 PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI) secara virtual, Selasa (08/03/2022).

Menurut Menkeu, PT SMI harus bersinergi dengan Kementerian Keuangan sehingga bisa terlibat dalam percepatan pembangunan Indonesia. Dalam spirit sinergi untuk bekerja bersama, maka instrumen keduanya harus saling mendorong dan mendukung, terutama dalam menangani isu-isu pembangunan yang begitu pelik.

Selanjutnya, Menkeu juga meminta agar PT. SMI terlibat dalam penanganan isu climate change. Menkeu ingin para jajaran PT. SMI memiliki pemahaman dan kemampuan mendesain suatu instrumen yang berkaitan dengan isu perubahan iklim.

“Saya ingin PT. SMI betul-betul meng-establish dan membangun kapasitas yang memegang standar mengenai ESG mengenai climate change, mengenai bagaimana mendesain green project, dan instrumen green, dan itu nanti Anda tularkan ke pemerintah daerah karena PT. SMI akan menjadi agent of development supaya daerah-daerah bisa juga mendesain project-project yang green,” terangnya.

Terakhir, Menkeu memberikan apresiasi atas kinerja PT. SMI selama ini dan Menkeu meminta para jajaran untuk terus memelihara semangat, memupuk ide dan kreativitas untuk memecahkan masalah pembangunan.

Menkeu menegaskan bahwa PT. SMI harus terus produktif dan mampu membangun SDM yang berkualitas.

“Terus maju bersama dengan seluruh Kementerian Keuangan menjadi special mission vehicle kita yang bisa diandalkan, yang terus akan merespon tantangan-tantangan pembangunan yang semakin kompleks seperti climate change, digital teknologi, pandemi, dan berbagai kondisi geopolitik yang begitu dinamis. Jaga tata kelola dan tingkatkan prestasi serta kinerjanya untuk Indonesia yang lebih maju lebih baik dan bermartabat,” kata Menkeu.

Menkeu mengatakan bahwa saat ini PT SMI sudah melakukan banyak diversifikasi pembiayaan proyek. Awalnya hanya untuk skema KPBU proyek infrastruktur perangkat keras, tapi sekarang PT SMI sudah mulai melakukan pembiayaan pada proyek manajemen pengelolaan sampah, informatika, dan bahkan konservasi energi sebagai bagian dalam penanangan isu climate change.

Dalam merespon situasi Covid-19, PT SMI juga menjadi salah satu instrumen countercyclical melalui pemberian pinjaman kepada pemerintah daerah, supaya pembangunan di daerah tidak terhambat dan bisa dilakukan lebih cepat.

“PT. SMI harus ikut menggendong sebuah misi pemulihan yang sifat dan magnitude-nya jauh lebih besar dari volume aktivitas PT SMI biasanya. Ini adalah shock bagi PT. SMI, namun menjadi shock yang positif karena Anda ditantang untuk menjadi instrumen pemulihan ekonomi melalui pinjaman kepada pemerintah daerah,” lanjut Menkeu.

Menkeu menyebut bahwa PT. SMI harus memperhatikan isu-isu pembangunan di daerah. Diantaranya mengenai penanganan stunting, eliminasi kemiskinan ekstrim, dan kesenjangan pembangunan antar daerah.

PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) adalah sebuah badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di bidang pembiayaan infrastruktur. Hingga akhir tahun 2020, perusahaan ini telah menyalurkan pembiayaan untuk 289 proyek infrastruktur dengan total nilai proyek sebesar Rp 699,18 triliun.

Sumber : Humas Kemenkeu | Editor : Intoniswan

Tag: