Menlu Retno Berbagi Kisah Pemberdayaan Perempuan Indonesia Di Markas PBB

aa
Menlu RI, Retno.

NEW YORK.NIAGA.ASIA-Di Indonesia pemberdayaan perempuan telah berhasil mengubah pola pikir mengenai perempuan, dari perempuan sebagai korban yang lemah menjadi perempuan yang kuat dan berani.

Demikian disampaikan Menlu Retno mengawali pidatonya saat menjadi panelis dalam diskusi panel Tingkat Menteri (26/9), di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB. Diskusi panel  yang bertajuk “Cerita Baik HAM” tersebut juga dihadiri oleh Komisaris Tinggi PBB untuk HAM Michelle Bachelet dan sejumlah menteri dan pejabat tinggi dari berbagai kawasan.

Seperti dikutip situs kemlu.go.id, Retno menjelaskan bahwa keberhasilan Indonesia dalam mendorong pemberdayaan perempuan merupakan kolaborasi program yang baik antara Pemerintah dan masyarakat sipil. Program-program kolaboratif tersebut tercermin dalam dua program besar.

Pertama, perempuan sebagai agen perdamaian dan toleransi. Perempuan ditempatkan sebagai motor perdamaian dalam komunitas. “Program Peace Village Initiative, adalah contoh  nyata kolaborasi masyarakat madani dengan Pemerintah dalam rangka mempromosikan peranan perempuan di dalam keluarga, komunitas dan pemerintah local,” Retno menambahkan.

Sebagaimana diketahui, Peace Village Initiative adalah program yang digagas oleh Wahid Institute untuk menangkal bahaya radikalisme melalui pemberdayaan komunitas.

Kedua, perempuan sebagai agen kesejahteraan. Saat ini, akses keuangan kepada perempuan merupakan salah satu isu utama membangun kesejahteraan. Retno menjelaskan bahwa untuk mengatasi hal ini, Pemerintah telah menyiapkan program untuk membuka akses keuangan.

“Program UMI dan MEKAAR telah memberikan akses keuangan untuk keperluan entrepreneurship kepada 10 juta perempuan di Indonesia,” tambah Retno.

Tidak hanya berhenti pada tingkat lokal, kata Retno, Indonesia juga mendorong pemberdayaan perempuan di Palestina dan Afghanistan. Di Palestina, Indonesia telah memberikan bantuan bagi perempuan di camp pengungsi di Yordania melalui program literasi bisnis dan kewirausahaan. Sementara di Afghanistan, pada tahun ini, Indonesia telah memberikan program pembangunan kapasitas  untuk 100 orang Afghanistan, 12 diantaranya perempuan.

“Tahun ini, Indonesia akan menyelenggarakan Konferensi Perempuan untuk Perdamaian di Afghanistan,” ungkapnya.

Diskusi panel ini merupakan kegiatan inisiatif “Cerita Baik HAM” yang merupakan upaya khusus mendorong penghormatan dan perlindungan HAM di seluruh dunia. Diskusi yang dituan-rumahi Uni Eropa tersebut ,tahun ini bertemakan “menciptakan hidup yang lebih baik dari kandungan: promosi dan perlindungan hak-hak perempuan dan anak”.

Cerita Baik HAM merupakan inisiatif Indonesia bersama dengan 12 negara lain dan Uni Eropa. Negara-negara anngota inisiatif ini adalah Uni Eropa, Argentina, Burkina Faso, Cape Verde, Chile, Georgia, Indonesia, New Zealand, Norway, Peru, Korea Selatan, Gambia, Tunisia, dan Uruguay.Tujuan inisatif ini adalah untuk menampilkan contoh baik dari penghormatan dan implementasi HAM. (001)

Tag: