Menteri ESDM Tawarkan Pengembangan Energi Bersih di Forum ASEAN – China

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif di the 1st China – ASEAN Clean Energy Week (CACEW) di Hainan, China. (Foto Kementerian ESDM)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Peningkatan kerja sama energi di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) dengan China terus mengalami pertumbuhan positif di tengah berbagai tantangan global. ASEAN dinilai sebagai mitra strategis pembangunan dan diharapkan memberikan dampak positif bagi ekonomi kawasan. Intergrasi ini diharapkan membawa berkah bagi pengembangan transisi energi bersih di ASEAN yang memiliki potensi meyakinkan.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menawarkan posisi Indonesia sebagai bagian dari negara ASEAN punya rancangan pengembangan Super Grid di masa mendatang. Ide ini diharapkan mampu menekan intermiten antarpulau dan meningkatkan interkonektivitas berbasis energi bersih.

“Interkonektivitas (Super Grid) ini akan mengoptimalkan pemanfaatan sumber energi terbarukan dan menciptakan sistem energi berkelanjutan di seluruh Indonesia,” kata Arifin saat menghadiri the 1st China – ASEAN Clean Energy Week (CACEW) di Hainan, China pada Selasa (19/9) waktu setempat.

Kehadiran Super Grid, sambung Arifin, tak lepas dari kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki sumber daya energi terbarukan yang potensial, yaitu lebih dari 3.600 Giga Watt (GW).

“4,7 GW tenaga surya akan dikembangkan hingga tahun 2030. Sementara target jangka panjang sekitar 421 GW atau 60% dari total kapasitas pada tahun 2060,” jelasnya.

Di samping ide Super Grid, Arifin menekankan peran vital gas bumi sebagai bagian dari percepatan transisi energi bersih. Pemanfaatan gas bumi terus dioptimalkan melalui beberapa program, seperti pembangunan transmisi dan distribusi gas yang terintegrasi, pembangunan fasilitas infrastruktur (Floating Storage Regasification Unit, Kilang dan Terminal Liquid Natural Gas), gas kota, jaringan pipa, hingga konversi bahan bakar diesel menjadi gas di pembangkit listrik.

“Kami membuka peluang bagi perusahaan gas China untuk berinvestasi pengembangan gas di Indonesia,” ungkap Arifin.

Incar Hub-Hilirisasi Mineral

Arifin juga menyampaikan pentingnya pengembangan ekosistem Kendaraan Listrik Berbasis Baterai (KBLBB). Apalagi Indonesia memiliki potensi besar dari sumber daya mineral, mulai dari nikel, bauksit, timah, maupun tembaga serta unit pemurnian (smelter) yang tengah digenjot di dalam negeri.

“Letak geografis yang menguntungkan bisa menjadikan Indonesia sebagi hub hilirisasi mineral dan industri teknologi energi bersih,” tegasnya.

Pesatnya industri dan inovasi teknologi China digadang-gadang dapat memperkuat mitra kerja sama China-ASEAN sehingga memberikan manfaat terbaik bagi seluruh masyarakat. “Kolaborasi yang setara dan saling menguntungkan dengan calon mitra negara sangat penting untuk mengembangkan industri hilir,” tutup Arifin.

Sebagai informasi, CACEW merupakan forum inisiasi Dewan Energi Nasional China (National Energy Administration of China) dimana Kementerian ESDM sebagai co-chair. Forum ini merupakan kali pertama digelar antara China dan negara ASEAN untuk mendiskusikan transisi energi dan pengembangan energi bersih yang berkelanjutan termasuk isu kebijakan, standar teknis dan pembiayaan hijau. Melalui forum ini, diharapkan kerja sama regional terkait energi bersih di kawasan China-ASEAN semakin diperkuat.

Sumber: Biro KLIK Kementerian ESDM | Editor: Intoniswan

Tag: