JAKARTA.NIAGA.ASIA – Mendapatkan mandat Presiden untuk memperkuat usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengajak seluruh pelaku usaha masuk ke pasar ekspor nontradisional seperti ke Asia Selatan, Afrika, Timur Tengah, dan Eropa Timur.
Pasar nontradisional ini memiliki karakteristik yang tepat untuk pelaku usaha mikro kecil dan menengah, seperti jumlah penduduk yang besar, daya beli yang tinggi, dan minat terhadap produk-produk UMKM.
Hal ini disampaikan Mendag Zulkifli Hasan saat menyampaikan pidato pembuka dalam Legendary Brand Festival 2023 di Pondok Indah Mall 3, Jakarta, hari ini, Sabtu (25/2).
“Tugas dari Presiden kepada saya adalah agar UMKM Indonesia semakin berkembang. Saya pun ingin sekali UMKM Indonesia berkembang dan maju. Maka, menjadi tugas saya untuk memberi dukungan penuh agar UMKM bisa berkembang dan go international. Untuk itu, kami di Kementerian Perdagangan terus mengembangkan pasar baru sebagai tujuan ekspor produk-produk kita. Alternatif-alternatif pasar nontradisional yang kami terus buka ini cocok bila dijajaki UMKM,” kata Mendag Zulkifli Hasan.
Dalam paparannya, Mendag mengatakan bahwa surplus neraca perdagangan pada 2022 mencapai sebesar USD 54,46 miliar. Hal ini didukung oleh ekspor Indonesia sepanjang 2022 yang tercatat sebesar USD 291,98 miliar.
Mendag menambahkan, di sektor niaga elektronik, nilai transaksi sepanjang 2022 sebesar Rp476,3 triliun, meningkat 18,7% dibanding 2021, dengan volume 3,48 juta transaksi.
Lebih lanjut Mendag menjelaskan, dengan mempertimbangkan besarnya potensi ekonomi digital tersebut, Kemendag mendorong kolaborasi dalam membangun ekosistem niaga elektronik melalui 4 pilar, yaitu UMKM yang terbuka terhadap perubahan, inovatif, dan punya kemauan berkembang; lokapasar yang bersinergi dengan UMKM; ritel modern yang berperan memberikan akses kemitraan; dan lembaga pembiayaan atau perbankan.
Kemendag juga memberikan kemudahaan akses pasar bagi UMKM untuk memasarkan produk di pasar internasional melalui 46 kantor perwakilan perdagangan di luar negeri. Mendag berharap Legendary Brand Festival akan menjadi media meningkatkan kolaboratif, kerja sama dan adaptasi digital antara para pelaku UMKM dan legenda jenama-jenama Indonesia.
Mendag Zulkifli Hasan juga melihat bahwa produk-produk Indonesia digemari di luar negeri. Untuk semakin menggencarkan ekspor produk-produk ini, perlu strategi yang dapat mempertemukan para calon pembeli dengan pengusaha dan UMKM di Indonesia. Dengan cara tersebut, penjajakan produk-produk Indonesia ke pasar luar negeri dapat semakin dioptimalisasi.
“Produk-produk kita sebenarnya digemari, laku. Tinggal bagaimana mempertemukan pasar itu dengan pelaku UMKM,” kata Mendag.
Pemerintah terus menjalin kerja sama perdagangan dengan negara-negara mitra sebagai jalan tol untuk ekspor produk-produk Indonesia. Untuk kawasan Timur Tengah, misalnya, Mendag Zulkifli Hasan berharap pelaku usaha Indonesia bisa memanfaatkan hub di Uni Emirat Arab (UEA).
“Misalnya ke Timur Tengah, ekspor bisa melalui UEA. Kita bisa memanfaatkan UEA sebagai hub bagi produk-produk Indonesia di kawasan Timur Tengah, sekaligus memanfaatkan eliminasi bea masuk ke negara tersebut karena Indonesia sudah memiliki perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif (CEPA) dengan UEA,” kata Mendag.
Mendag Zulkifli Hasan juga mengatakan bahwa di dalam negeri, pemerintah berusaha mengembangkan kapasitas UMKM melalui ekosistem empat pilar yang melibatkan UMKM, ritel modern, lokapasar, dan pembiayaan. Ekosistem tersebut membantu mendorong UMKM untuk mendapatkan akses pasar, peningkatan kapasitas seperti kualitas kemasan, akses ke niaga elektronik, hingga akses pembiayaan untuk ekspor dan modal kerja.
“Saya berharap, jika UMKM berkembang, keuntungannya dapat terus berkembang, semakin membuka lapangan kerja, dan semakin gencar mengekspor,” kata Mendag Zulkifli Hasan.
Sumber: Biro Humas Kementerian Perdagangan | Editor: Intoniswan
Tag: Ekspor