Menteri PMK dan Kepala Basarnas Bertolak ke Myanmar

Foto Basarnas.

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii mendampingi Menteri PMK Pratikno atas nama Pemerintah Indonesia bertolak ke Myanmar, Kamis (3/4/2025) untuk memberikan bantuan kepada korban gempa Myanmar.

Kepala Basarnas yang didampingi Kepala Pusat Pelatihan SDM Pencarian dan Pertolongan Anggit Mulyo Satoto menyampaikan bahwa Basarnas dalam rangka misi kemanusiaan telah memberangkatkan personelnya dan juga potensi yang memiliki kemampuan INSARAG.

“Mohon doanya mudah-mudahan tim yang diberangkatkan selalu mendapatkan perlindungan dan mampu melaksanakan tugas untuk misi kemanusiaan di Myanmar” jelasnya.

“Kemudian juga kita hari ini akan mendampingi Bapak Menteri PMK untuk menyerahkan bantuan yang ketiga, mudah-mudahan apa yang kita lakukan mendaptkan keberkahan dari ALLAH SWT. Mohon doanya untuk misi kemanusiaan yang dilaksanakan Pemerintah Indonesia khususnya teman-teman Basarnas yang sedang melaksanakan misi kemanusiaan,” jelasnya.

Setibanya di Myanmar, Kepala Basarnas akan menuju lokasi gempa di Napyidaw yang juga merupakan Base of Operation (BoO) tim INASAR. Setelah itu menuju lokasi kedua yakni Yangon.

73 personel Indonesia Search and Rescue (INASAR) melaksanakan tugas di lokasi terdampak gempa di Myanmar. (Foto Basarnas)

Sebelumnya, Selasa (1/4/2025) Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan, dan Kesiapsiagaan Laksda TNI R. Eko Suyatno mendampingi Kepala Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto melepas 73 personel Indonesia Search and Rescue (INASAR) menuju lokasi terdampak gempa di Myanmar.

Kepala BNPB dalam sambutan pelepasan tim INASAR menyampaikan bahwa gempa yang terjadi di Myanmar 28 Maret 2025 lalu memakan banyak korban jiwa, perhari ini sudah lebih dari 2600 korban yang meninggal dunia namun yang perlu diselamatkan juga masih banyak.

“Untuk kondisi tempat penugasan kali ini tidak seperti negara kita atau tidak seperti penugasan Basarnas 2023 lalu ketika gempa Turkiye dan Suriah. Mungkin situasi disana lebih sulit karena diinformasikan komunikasi belum berjalan bagus, beberapa daerah listrik masih padam. Tentunya yang mendukung tim INASAR disana sangat terbatas,” ujar Letjen TNI Suharyanto.

Kepala BNPB juga yakin personel Indonesia dapat melaksanakan tugas dengan optimal, berbekal dari pengalaman di Turkiye meskipun sudah lewat dari golden time namun tim INASAR masih bisa mengevakuasi kurang lebih 15 jenazah dan itu bisa menjadi modal untuk bertugas di Myanmar.

“Saat ini sudah banyak negara yang mengirimkan bantuan personel diantaranya Singapura, Malaysia, Philipina, Korea Selatan, dan China. Semua kekuatan negara hampir sama dan mereka bekerja bersama-sama tidak menonjolkan batas-batas negara,” sambungnya.

Bantuan yang dikirimkan Indonesia mencakup tim penyelamatan, tenaga medis, serta logistik yang dikirimkan menggunakan dua pesawat Hercules dan satu pesawat Boeing 747 dari Lapangan Udara Halim Perdanakusumah.

Sumber: Siaran Pers Basarnas | Editor: Intoniswan

Tag: