Meski Anak Bungsu di Unmul, FIB Bisa Menjadi Fakultas Terbaik

Rektor Unmul Abdunnur, Dekan FIB Unmul M. Bahri Arifin, para wakil Dekan dan Koprodi FIB pada saat pembukaan Lokakarya Kurikulum OBE di Hotel Fugo, Samarinda, Kamis 25 Januari 2024 (niaga.asia/Hamdani)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Meski Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Mulawarman terbilang muda, namun Rektor Unmul Abdunnur punya keyakinan ke depannya menjadi fakultas terbaik.

“FIB memang anak bungsu, tetapi ke depannya FIB bisa menjadi fakultas yang terbaik di Unmul di bidang budaya, seni, sastra dan humaniora,” ucap Abdunnur saat membuka Lokakarya Kurikulum ‘Outcome-Based Education’ (OBE) FIB Unmul, di Hotel Fugo, Samarinda, Kamis 25 Januari 2024.

Langkah menuju ke arah yang lebih baik itu, menurutnya terlihat dari kegiatan-kegiatan, seperti Focus Group Discussion (FGD) atau lokakarya yang melibatkan mitra eksternal.

“Bahkan FIB juga akan membuka program studi baru. Menurut Pak Dekan tadi, Prodi baru itu ada S1 Seni Tari dan S2 Kajian Budaya. Fakultas yang lebih tua belum tentu berani menambah Prodi dan jenjang S2,” kata Abdunnur.

Sementara itu Dekan FIB, M Bahri Arifin, menyebut lokakarya kurikulum OBE ini bukan sekadar tren, tapi menjadi kebutuhan antara institusi dan dunia usaha.

“Kami mengharapkan masukan dari para mitra dalam hal kurikulum, sehingga nantinya lulusan FIB mempunyai keterampilan sesuai dengan kompetensi,” kata Bahri Arifin.

Berkaitan dengan lokakarya yang mengundang berbagai mitra dan perangkat daerah, Ketua Panitia Lokakarya Kurikulum OBE Mardliya Pratiwi Zamruddin menyebut OBE diinisiasi untuk menanggapi perubahan paradigma pendidikan tinggi.

“OBE menjadi model yang relevan, memfokuskan pada hasil pembelajaran yang diharapkan, dan memastikan lulusan memiliki keterampilan dan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan masyarakat,” papar Mardliya, yang juga Wakil Dekan I FIB Unmul.

Kurikulum OBE itu sendiri meliputi tiga Prodi, masing-masing Sastra Indonesia, Sastra Inggris dan Etnomusikologi.

Pentingnya kurikulum OBE, lanjut Mardliya, merinci dan mengukur hasil pembelajaran, dan dapat memberikan pengalaman pendidikan yang lebih efektif dan relevan bagi mahasiswa.

“Hal ini sejalan dengan visi kita untuk menghasilkan lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga siap menghadapi kompleksitas dunia nyata,” jelas Mardliya.

Guna mendapat masukan dari mitra dan para pihak, dihadirkan para narasumber Koordinator Program Studi (Koprodi) Sastra Indonesia Ahmad Mubarok, Koprodi Sastra Inggris Famala Eka Sampai Rahayu, dan Koprodi Etnomusikologi Aris Setyoko.

Penulis : Hamdani | Editor : Saud Rosadi

Tag: