NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Menyatakan dirinya kesiapan maju dalam bursa bakal calon Bupati Nunukan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024, dr. H. Jambri Pranata Sp.S.M Kes. FINA, rela melepaskan statusnya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di RSUD Nunukan.
“Administrasi pengunduran diri saya sebagai ASN sudah diajukan dan sedang dalam proses, mudah-mudahan berjalan cepat, sesuai rencana,” kata Jamri pada Niaga.Asia, Jumat (29/03/2024).
Dr Jambri merupakan putra kelahiran Kabupaten Nunukan yang sejak 16 tahun mengabdi sebagai dokter ASN Pemkab Nunukan. Pria kelahiran tahun 1980 tersebut menyandang gelar dokter spesialis saraf pertama di Nunukan.
“Saya akan maju jadi calon bupati melalui partai politik,” ungkapnya.
Panggilan hati nurani membangun Kabupaten Nunukan lebih maju dan berkembang menjadi alasan utama Jamri rela melepaskan status ASN. Keyakinannya ini didukung oleh orang tua dan keluargannya.
“Kalau ditanya siap maju, saya jawab pasti siap. Buktinya saya sudah mendaftar di penjaringan calon bupati lewat Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nunukan,” bebernya.
Dirinya menyadari lawan yang akan dihadapi dalam Pilkada Nunukan tahun 2024 adalah tokoh-tokoh politik yang memiliki pengalaman. Tidak hanya itu, dirinya juga paham benar perlu perjuangan keras untuk bisa bersaing dengan calon lain.
Jambri yakin rakyat sudah semakin pintar dan memahami demokrasi, akan memilih calon yang terbaik.
“Sebagai hamba Allah kita harus yakin dengan kuasa darinya, kalau allah menginginkan Jambri harus menang, menanglah dia,” sebutnya.
Membawa slogan Nunukan maju dan Nunukan sejahtera, Jamri berjanji akan berupa meningkatkan sektor perekonomian dan sektor pertanian yang menurutnya sangat penting dalam menunjang kemakmuran rakyat.
Sektor yang tidak kalah pentingnya adalah memenuhi kebutuhan listrik dan air bersih yang bertahun-tahun selalu menjadi persoalan panjang, keluhan ini selalu disuarakan masyarakat tidak hanya jelang Pemilu dan Pilkada.
“Nunukan sangat banyak lahan-lahan tidur, maka saya ingin kembangkan sektor pertanian untuk menunjang ketahanan pangan di IKN,” bebernya.
Sebagai dokter saraf berpengalaman, Jambri menjamin berhentinya dirinya dari RSUD Nunukan tidak akan mengganggu pelayanan kesehatan, Pemerintah telah menyiapkan dokter saraf pengganti.
Meski berstatus dokter, dalam diri Jambri mengalir darah politik yang turun dari ayahnya Almarhum Andi Hamid Patarotong seorang tokoh politik dan mantan anggota DPRD Bulungan sekaligus ketua partai Golkar Nunukan.
“Saya lahir dan besar dari keluarga partai politik, ayah saya pernah menjabat anggota DPRD sejak presiden Soeharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid dan Megawati,” jelasnya.
Untuk mendukung langkahnya maju di Pilkada Nunukan, Jambri saat ini rajin melakukan kunjungan-kunjungan dan bertemu dengan masyarakat, dirinya mengajak warga merayakan pesta demokrasi dengan tetap berada di koridor aman dan damai.
Pilkada adalah demokrasi sesaat, karena itu, masyarakat jangan terpecah belah saling hujat – menghujat antar sesama. Silaturahmi dan kebersamaan antara suku dan agama harus tetap terjaga meski berbeda pilihan.
“Kita boleh beda pilihan, tapi tali silaturahmi tetap harus terjaga, silahkan pilih dia atau mereka, tapi jangan putuskan pertemanan kita,’ tutupnya.
Penulis : Budi Anshori | Editor : Intoniswan
Tag: Pilkada Nunukan