Nilai Ekspor Komoditas Pertanian Kaltim Tumbuh Positif dari Tahun ke Tahun

Sarang burung walet Kaltim juga diekspor ke mancanegara. (Foto GPEI Kaltim)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Nilai ekspor komoditas pertanian Kalimantan Timur (Kaltim) terus menunjukkan pertumbuhan yang positif dari tahun ke tahun. Pada tahun 2023, ekspor produk pertanian (dalam arti luas) mencapai US$21,84 juta meningkat hingga lebih 2 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.

Komoditas pertanian yang menjadi kontributor terbesar terhadap ekspor produk pertanian adalah komoditas hasil hutan bukan kayu lainnya, seperti madu, sarang burung walet dengan nilai mencapai US$11,78 juta (Tahun 2023).

Komoditas perikanan, seperti kepiting dan ikan hidup/segar, juga memiliki potensi besar sebagai komoditas ekspor. Pada tahun 2023, nilai ekspor komoditas perikanan mencapai US$10,05 juta, meningkat lebih dari 3 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.

Demikian diungkap Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Timur dalam laporan “Potensi Komoditas Unggulan Mendukung Pertanian Berkelanjutan di Kalimantan Timur” yang dipublish kemarin.

Sumber: BPS Kaltim

Tidak hanya itu, Kepala BPS Kaltim, DR Yusniar Juliana, SST, MIDEC menambahkan, selain ekspor dalam bentuk produk mentah, ekspor produk pertanian juga dapat berupa produk olahan hasil industri. Ekspor minyak kelapa sawit (CPO) menjadi ekspor yang terbesar kedua setelah komoditas batubara, yakni mencapai US$2,85 miliar (Tahun 2023).

“Selain ekspor CPO, beberapa produk hasil industri yang menggunakan bahan baku komoditas pertanian, seperti kayu olahan/kayu lapis, minyak makan/lemak nabati dan hewani lainnya,” katanya.

Menurut Yusniar, meningkatnya permintaan terhadap produk pertanian yang berkualitas tentu akan meningkatkan harga jual yang akan meningkatkan kesejahteraan para pengelola usaha pertanian.

“Ekspor produk pertanian ini akan membantu mengurangi ketergantungan pada sektor tambang sekaligus memperkuat posisi Kaltim di pasar global.”

Sumber: BPS Kaltim

Dijelaskan pula, walaupun dari sisi penciptaan ekonomi, kontribusi sektor pertanian lebih kecil dibandingkan sektor pertambangan dan penggalian, namun ternyata sektor ini menjadi sumber pendapatan utama bagi sebagian penduduk di Kaltimr.

“Pada Februari 2024, sektor pertanian menyerap 19,16 persen dari total penduduk bekerja di Katim, sementara sektor pertambangan hanya menyerap 7,69 persen dari total tenaga kerja,” ungka Yusniar.

Pertanian memegang peran strategis dalam transformasi ekonomi Kaltim yang sedang bertransisi dari ketergantungan pada sektor pertambangan menuju sektor yang berkelanjutan. Sektor pertanian memiliki potensi besar untuk menciptakan sumber pendapatan baru yang mampu meningkatkan daya saing ekonomi daerah.

Sumber: BPS Kaltim

Pertanian tidak hanya menjadi penopang ketahanan pangan, tetapi juga sebagai penggerak pembangunan ekonomi inklusif. Pengembangan berbagai komoditas unggulan, seperti kelapa sawit, karet, kakao, bertujuan memperkuat basis ekonomi di masa depan. Selain komoditas tersebut, sektor perikanan juga memiliki potensi besar yang mampu dikembangkan.

Tahun 2023, sektor pertanian (dalam arti luas) mampu memberikan kontribusi sebesar 8,02 persen terhadap PDRB Kaltim, meningkat dibandingkan kontribusi pada tahun 2018 sebesar 7,95 persen. Subsektor tanaman perkebunan menjadi penyumbang terbesar pada sektor pertanian di Kaltim, disusul subsektor perikanan dan kehutanan.

BPS juga mencatat, ektor industri pengolahan di Kaltim juga mengambil peran yang cukup besar dalam ekonomi Kaltim yakni mencapai 17,73 persen. Beberapa industri juga memanfaatkan produk pertanian sebagai bahan baku utama.

Dalam konteks ini, pengembangan industri berbasis produk pertanian menjadi salah satu langkah strategis dalam mendukung transformasi ekonomi di Kaltim . Industri yang cukup banyak menggunakan komoditas pertanian di Kaltim adalah industri makanan dan minuman. Industri makanan dan minuman ini memberikan kontribusi 2,79 persen terhadap total ekonomi Kaltim.

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas utama yang menjadi bahan baku industri makanan dan minuman, yakni sebagai bahan baku dalam pengolahan minyak mentah kelapa sawit (CPO) dan biodiesel.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan | Adv Diskominfo Kaltim

Tag: