Nilai Ekspor Migas dan Kepiting Alami Peningkatan

Kepiting Bakau, primadona ekspor perikanan Kaltim. (Foto Ilustrasi)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Nilai ekspor migas tahun 2022 mengalami peningkatan 86,83 persen dibandingkan dengan 2021. Sedangkan volume ekspor migas meningkat 30,05 persen. Peningkatan nilai ekspor migas ini dipengaruhi oleh harga minyak mentah dipasar dunia.

Harga minyak mentah dunia meningkat dari US$70,86 per barel pada tahun 2021 menjadi US$100,93 per barel tahun 2022 atau meningkat US$30,07 per barel. Nilai ekspor minyak mentah pada tahun 2022 meningkat menjadi US$8,48 juta, demikian juga volume ekspor minyak mentah pada tahun 2022 meningkat menjadi 16,55 ribu ton.

“Peranan nilai ekspor minyak mentah pada tahun 2022 mencapai 0,28 persen terhadap total ekspor migas atau 0,28 poin lebih besar dari peranan tahun 2021,” ungkap Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim dalam laporan berjudul “Statistik Perdagangan Luar Negeri (Ekspor) Provinsi Kalimantan Timur 2022” yang diluncurkan Kepala BPS Kaltim, Dr. Yusniar Juliana, S.ST., MIDEC, Bulan Agustus 2023.

BPS mencatat nilai ekspor gas tahun 2022 meningkat sebesar 39,35 persen dari tahun sebelumnya menjadi US$2.226,52 juta. Sedangkan volume ekspor gas pada tahun 2022 meningkat 1,24 persen menjadi 3.518,82 ribu ton. Peranan nilai ekspor gas terhadap total ekspor migas pada tahun 2022 menurun sebesar 74,24 persen.

Untuk komoditas hasil minyak, pada tahun 2022 nilai ekspornya mencapai US$763,93 juta, meningkat 10.228,43 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sedangkan volume ekspor hasil minyak meningkat 6.956,62 persen menjadi 1.003,13 ribu ton.

“Peranan nilai ekspor hasil minyak terhadap total ekspor migas meningkat menjadi 25,47 persen. Komoditas ini paling banyak berasal dari Kota Balikpapan,” ungkap Yusniar.

Ekspor Non Migas

Ekspor komoditas  non migas, dalam hal ini pertanian, kata Yusniar,  pada tahun 2022 meningkat sebesar US$9.845,74 ribu atau naik 48,56 persen dibandingkan dengan tahun 2021.

“Kenaikan ini terutama disebabkan naiknya ekspor komoditas kepiting dan hasil hutan bukan kayu lainnya, masing-masing naik sebesar 1.396,03 persen dan 658,45 persen,” terangnya.

Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan adalah komoditas ikan hidup hasil tangkap dan ikan segar/dingin hasil tangkap, masingmasing 14,82 persen dan 11,94 persen.

BPS juga mencatat komoditas hasil hutan bukan kayu lainnya menjadi produk sektor pertanian dengan kontribusi terbesar terhadap total pertanian pada tahun 2022 mencapai 69,08 persen atau sebesar US$6.802,45 ribu. Jika dibandingkan dengan total ekspor keseluruhan, kontribusi komoditas ini mencapai 0,019 persen.

Komoditas pertanian lainnya dengan kinerja cukup baik adalah komoditi kepiting yang meningkat sebesar 1.396,03 persen atau meningkat US$1.686,21 ribu, dengan kontribusi sebesar 18,35 persen terhadap total ekspor pertanian.

Mitra dagang utama komoditas ini adalah Tiongkok, Singapura, Hongkong, dan Malaysia, senilai US$1.363,07 ribu (75,43 persen), US$276,14 ribu (15,28 persen), US$112,67 ribu (6,24 persen), dan US$55,12 ribu (3,05 persen).

Sementara itu, ekspor komoditi udang hasil budidaya tahun 2022 mengalami kenaikan 79,88 persen atau US$6,06 ribu, dengan kontribusi dalam ekspor Provinsi Kalimantan Timur yaitu 0,14 persen terhadap total ekspor pertanian.

Yusniar melaporkan, berdasarkan kabupaten/kota pelabuhan muat, komoditas hasil hutan bukan kayu lainnya diekspor dari pelabuhan Samarinda Kota Samarinda sebesar 40,61 ribu ton (72,66 persen dari total ekspor hasil hutan bukan kayu lainnya) dan Pelabuhan Bontang Kota Bontang sebesar 19,77 ribu ton (27,34 persen dari total ekspor hasil hutan bukan kayu lainnya).

Volume ekspor kepiting pada tahun 2022 mengalami peningkatan. Volume ekspor kepiting naik sebesar 699,01 persen. Kepiting diekspor dari Kota Balikpapan (Sepinggan). Volume ekspor udang hasil budidaya pada tahun 2022 mengalami peningkatan sebesar 86,49 persen. Udang hasil budidaya diekspor dari Kota Balikpapan (Sepinggan).

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan | ADV Diskominfo Kaltim

Tag: