SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Secara umum, data ekspor komoditas migas dari 2020 hingga 2023 menunjukkan variasi yang signifikan dalam volume dan nilai.
Pada tahun 2023, nilai ekspor migas mengalami penurunan sebesar 9,55 persen dibandingkan dengan tahun 2022, sementara volume ekspor migas meningkat sebesar 5,67 persen.
Penurunan nilai ekspor ini terutama dipengaruhi oleh penurunan harga minyak mentah global, yang turun dari US$97,10 per barel pada 2022 menjadi US$80,76 per barel pada 2023, atau menurun sebesar US$16,34 per barel.
Demikian diungkap Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim dalam laporan bertajuk “Publikasi Statistik Ekspor Provinsi Kalimantan Timur 2023” yang dipublikasikan secara digital, 02 Oktober 2024.
Untuk minyak mentah, BPS mencatat, volume ekspor mengalami penurunan tajam dari 29,54 ribu ton pada 2020 menjadi 16,55 ribu ton pada 2022. Meskipun terjadi penurunan volume, nilai ekspor minyak mentah justru meningkat sekitar 16,61 persen dari US$7,27 juta pada 2020 menjadi US$8,84 juta pada 2022, berkat harga minyak yang tinggi pada tahun 2022.
“Namun, dengan turunnya harga minyak mentah menjadi US$80,76 per barel pada 2023, nilai ekspor kemungkinan terdampak, karena penurunan harga global dapat mengurangi pendapatan dari ekspor meskipun volume ekspor tetap rendah,” kata Yusniar.
Menurut Yusniar, ekspor gas dari Kaltim menunjukkan pertumbuhan positif dari 2020 hingga 2023, baik dari segi volume maupun nilai. Volume ekspor meningkat dari 3.412,62 ribu ton pada 2020 menjadi 3.608,03 ribu ton pada 2023 atau mengalami peningkatan sebesar 5,73 persen.
Sementara itu, nilai ekspor gas juga mengalami kenaikan signifikan, dari US$1.032,38 juta pada 2020 menjadi US$2.028,90 juta pada 2023.
“Secara keseluruhan, nilai ekspor gas dari Kaltim tumbuh sebesar 96,53 persen selama periode ini,” paparnya.
Ekspor hasil minyak dari Kaltim mengalami fluktuasi signifikan antara 2020 dan 2023. Volume ekspor menurun tajam dari 369,99 ribu ton pada 2020 menjadi 14,22 ribu ton pada 2021, lalu melonjak kembali ke 1.003,13 ribu ton pada 2022, dan naik lagi menjadi 1.187,63 ribu ton pada 2023.
Nilai ekspor juga mengikuti pola serupa, turun dari US$108,64 juta pada 2020 ke US$7,40 juta pada 2021, kemudian meningkat tajam menjadi US$763,93 juta pada 2022.
Dijelaskan pula sama Yusniar, meskipun nilai ini sedikit turun menjadi US$683,52 juta pada 2023, kinerja ekspor hasil minyak secara keseluruhan menunjukkan pemulihan dan pertumbuhan yang signifikan setelah penurunan drastis pada 2021.
Fluktuasi ini mencerminkan dinamika pasar global yang mempengaruhi permintaan dan distribusi, tetapi secara keseluruhan, sektor hasil minyak menunjukkan ketahanan dan kontribusi penting bagi ekonomi Kaltim.
Penulis: Intoniswan | Editor Intoniswan | Adv Diskominfo Kaltim
Tag: Ekspor Kaltim