Nilai Impor Minyak Bumi Kaltim Naik 20,30 Persen

Kapal tanker Pertamina (HO-Pertamina)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Nilai impor komoditas Kalimantan Timur (Kaltim) dari tahun ke tahun mencerminkan industri yang tengah dan akan menguat di Kaltim. Peningkatan produksi kilang minyak Pertamina Balikpapan akan meningkatkan impor minyak bumi.

Kemudian, menguatnya kinerja industri pertambangan batubara, industri perkapalan memacu impor komoditas mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya.

Minyak bumi mentah merupakan jenis barang terbesar yang diimpor Kaltim. Pada 2023, nilai impor komoditas minyak bumi tercatat sebesar US$2.784,26 juta atau naik 20,30 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“Nilai impor minyak bumi memberikan kontribusi 49,98 persen terhadap total impor Kaltim,” ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, DR. Yusniar Juliana dalam laporan BPS Kaltim tentang Statistik Impor Kalimantan Timur Tahun 2023.

Sedangkan golongan barang nonmigas berupa mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya menjadi yang tertinggi nilainya dari lima golongan barang yang diimpor Kalimantan Timur (Kaltim) sepanjang tahun 2023, yakni sebesar US$726,40 juta. Jika dibandingkan dengan tahun 2022, impor komoditas mesin dan peralatan mekanis  serta bagiannya ini mengalami penurunan sebesar 19,30 persen.

“Walaupun demikian, komoditas mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya masih menyumbang hampir setengah nilai impor nonmigas Kaltim atau sebesar 48,69 persen,” kata Yusniar.

Kemudian, komoditas dengan nilai terbesar kedua berasal dari golongan barang kendaraan dan bagiannya, yaitu sebesar US$111,66 juta atau menyumbang sebesar 7,48 persen terhadap nilai impor nonmigas selama 2023.

“Dibandingkan lima golongan barang lainnya, impor golongan barang kendaraan dan bagiannya tahun 2023  mengalami peningkatan tertinggi yaitu sebesar 20,73 persen dibandingkan tahun 2022,” katanya.

BPS Kaltim mencatat, tiga komoditas dengan nilai terbesar selanjutnya yaitu berasal dari golongan barang barang dari besi dan baja, golongan barang mesin dan peralatan elektrik serta bagiannya, dan golongan barang pupuk.

“Jika ditotal, kelima golongan barang tersebut mampu menyumbang sebesar 74,26 persen terhadap impor nonmigas Kaltim. Sementara itu, 25,74 persen sisanya disumbang oleh golongan barang lainnya,” ujar Yusniar.

Selanjutnya, BPS Kaltim mencatat, nilai impor komoditas bahan bakar diesel menjadi komoditas dengan niai impor terbesar kedua. Nilai impor komoditas ini tercatat sebesar US$922,39 juta atau naik 30,75 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Nilai impor ini memberikan kontribusi 16,56 persen terhadap total impor Kaltim.

Sedangkan nilai impor komoditas bahan bakar tanpa timbal ron 90 sampai dengan ron 97 menjadi komoditas dengan niai impor terbesar ketiga., yakni sebesar US$126,15 juta, atau turun 34,37 persen dibandingkan dengan tahun 2022.

“Nilai impor bahan bakar tanpa timbal memberikan kontribusi 2,26 persen terhadap total impor Kaltim,” papar Yusniar.

Pada 2023,  ada 10 komoditas utama impor tercatat memiliki kontribusi sebesar 76,24 persen terhadap total impor Kaltim. Sementara itu, sisanya merupakan impor komoditas lain.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan | Adv Diskominfo Kaltim

Tag: