Nilai Tukar Rupiah dan Aliran Modal Asing Minggu Ketiga Januari 2024

Ax
Ilustrasi  Rupiah dan Dolar (Foto Istimewa)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah. Perkembangan Nilai Tukar 15 – 18 Januari 2024, Pada akhir hari Kamis, 18 Januari 2024 Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.615 per dolar AS.

“Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,69%. DXY[1] menguat ke level 103,54. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun naik ke level 4,142%,” ungkap kata Asisten Gubernur Bank Indonesia di Departemen Komunikasi, Erwin Haryono dalam rilisnya.

DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF) menguat ke level 103,54 dan Yield US Treasury (UST) 10 tahun naik ke level 4,142%. Sedangkan UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Sementara pada pagi hari Jumat, 19 Januari 2024  Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.605 per dolar AS dan Yield SBN 10 tahun turun ke 6,64%.

Tentang Aliran Modal Asing (Minggu III Januari 2024), Erwin menyebut, Premi CDS  Indonesia 5 tahun per 18 Januari 2024 sebesar 74,28 bps, naik dibandingkan per 12 Januari 2024 sebesar 72,05 bps.

Berdasarkan data transaksi 15 – 18 Januari 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp7,66 triliun terdiri beli neto Rp5,52 triliun di pasar SBN, beli neto Rp0,65 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp1,50 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

“Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen sampai dengan 18 Januari 2024, nonresiden beli neto Rp5,72 triliun di pasar SBN, beli neto Rp9,83 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp13,67 triliun di SRBI,” ujar Erwin.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan 

Tag: