NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Stok bahan kebutuhan pokok di pasar-pasar tradisional Nunukan, Kalimantan Utara, mengalami kekosongan disebabkan keterlambatan kapal pengangkut barang dari Sulawesi Selatan (Sulsel) tiba di Nunukan.
“Stok barang di pasar sisa minggu lalu, jadi mulai habis. Kalaupun ada, pasti harganya naik karena stok kosong,” kata salah seorang pedagang Pasar Sentral Inhutani Nunukan, Akbar, kepada niaga.asia, Kamis 26 Desember 2024.
Di Nunukan, keterlambatan datangnya kapal swasta sangat berpengaruh terhadap stok bahan pokok maupun harga, karena hampir 80 persen kebutuhan warga Nunukan didatangkan dari Makassar maupun Parepare, Sulsel.
Akbar menerangkan, sudah bisa dipastikan ketika stok barang pokok menipis, harga melambung naik. Sebagai contoh, harga sayuran tomat yang sebelumnya Rp 15.000 per kilogram, naik menjadi Rp 20.000 per kilogram.
“Tomat lokal Nunukan ada tapi harganya tinggi sekitar Rp 22.000 per kilogram. Begitu juga cabai rawit lokal, harganya cukup mahal sekitar Rp 80.000 per kilogram,” ujar Akbar.
Menurut Akbar, sebagian barang milik pedagang besar di Pasar Inhutani tidak terangkut kapal, lantaran kapal membatasi muatan barang bersamaan cuaca ekstrem yang berpotensi membahayakan pelayaran kapal laut.
Bahkan, ada beberapa pedagang terpaksa mengirimkan barangnya dari Sulawesi menuju kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Perpindahan rute perjalanan ini berimbas keterlambatan barang pesanan tiba di Nunukan.
“Kebetulan ada 2 kapal swasta rute Sulsel-Nunukan rusak (Docking), jadi pedagang memindahkan rute pengiriman barang ke Balikpapan, kemudian dikirim lagi naik kapal ke Nunukan,” terang Akbar.
Keterlambatan kedatangan kapal dan pembatasan muatan kapal diperkirakan akan berlangsung hingga awal tahun 2025. Sebab berdasarkan informasi, kedatangan kapal swasta dari Sulsel diperkirakan baru akan tiba di Nunukan tanggal 7 Januari 2025.
Keberadaan tiga unit kapal PT Pelni di pelabuhan Tunon Taka Nunukan, kurang diminati pedagang dalam memuat barang.
Pasalnya, biaya pengiriman palka atau barang lebih tinggi dari kapal-kapal swasta. Lagi pula, sistem pelayaran kapal PT Pelni lebih mengutamakan muatan orang ketimbang barang, sehingga kuota barang sudah pasti dibatasi. Apalagi dalam kondisi cuaca ekstrim begini.
“Informasinya besok tanggal 27 Desember 2024 ada kapal swasta datang di Nunukan, tapi muatannya sedikit sebatas kebutuhan pelanggan tetap,” jelas Akbar.
Penulis: Budi Anshori | Editor: Saud Rosadi
Tag: Bahan PokokCuaca EkstremKaltaraNunukan