JAKARTA.NIAGA.ASIA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga, didukung oleh permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, profil risiko yang manageable, serta kinerja sektor jasa keuangan yang relatif baik.
Kinerja industri perbankan Indonesia per Maret 2024 tetap terjaga stabil, didukung dengan tingkat permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) Perbankan yang tinggi sebesar 26,00%. Di sisi intermediasi, kredit tumbuh 12,40% yoy atau sebesar Rp7.244 triliun dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada kredit modal kerja sebesar 12,30% yoy.
Sejalan dengan pertumbuhan kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga tumbuh menjadi 7,44% yoy atau sebesar Rp8.601 triliun, dengan giro yang menjadi kontributor terbesar yaitu tumbuh 9,37% yoy.
Demikian dirilis Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuagan (OJK), Mahendra Siregar, hari Jum’at (3/5/2024), usai mengikuti rapat berkala KSSK bersama Menteri Keuangan/Ketua KSSK, Sri Mulyani, anggota KSSK, Gubernur Bank Indonesia, dan Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa.
Mahendra menerangkan, likuiditas perbankan pada Maret 2024 terjaga. Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) masing-masing tercatat sebesar 121,05% dan 27,18%, masih jauh di atas threshold masing-masing sebesar 50% dan 10%. Kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL nett dan NPL gross perbankan masing-masing tercatat sebesar 0,77% dan 2,25%.
“Seiring dengan pemulihan pertumbuhan perekonomian nasional, jumlah kredit restrukturisasi Covid-19 per Maret 2024 melanjutkan tren penurunan menjadi sebesar Rp228,03 triliun, begitu juga dengan jumlah nasabah yang turun menjadi sebanyak 859 ribu nasabah,” ujarnya.
Pasar saham domestik cukup kuat di triwulan pertama tahun 2024. Per 28 Maret 2024, IHSG ditutup pada posisi 7.288,81 poin atau tumbuh sebesar 0,22% ytd dengan investor nonresiden membukukan net buy sebesar Rp26,28 triliun ytd. Nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp11.692 triliun atau tumbuh sebesar 0,15% ytd.
Sementara itu, lanjut Mahendra, OJK menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga penghimpunan dana oleh korporasi melalui pasar modal di periode yang sama relatif solid, tercatat nilai penawaran umum sebesar Rp48,04 triliun, termasuk oleh 15 emiten baru.
“Dalam perkembangannya, hingga 26 April 2024 nilai penawaran umum sebesar Rp75,52 triliun.”
Namun demikian, kata Mahendra, OJK mencermati pengaruh dari peningkatan tekanan di pasar keuangan global terhadap kinerja pasar modal domestik, khususnya terkait aksi jual nonresiden di pasar saham yang sampai dengan tanggal 26 April 2024 mengakibatkan akumulasi pembelian saham nonresiden turun sehingga tercatat secara ytd net buy sebesar Rp7,62 triliun. Sementara itu, per 26 April 2024 IHSG ditutup pada posisi 7.036,08 atau terkoreksi sebesar 3,25% ytd.
Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan
Tag: OJK