Oknum Aparat Keluarga Pasien COVID-19 Mengamuk, Rusak Fasilitas RSUD Nunukan

Kaca pintu bagian dalam RSUD Nunukan pecah (foto : Budi Anshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Kecewa dengan hasil pemeriksaan laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nunukan. Keluarga pasien yang diduga oknum  aparat kemananan karena saat mendatangi rumah sakit membawa senjata laras panjang, meluapkan kekesalah merusak fasilitas bangunan.

Awal pengrusakan fasilitas rumah sakit disebabkan pihak keluarga tidak mempercayai hasil PCR terhadap pasien meninggal dunia pada, Minggu 15 Agustus 2021 dengan hasil pemeriksaan swab positif Covid-19.

“Pengrusakan kemarin sekitar pukul 20.00 Wita, keluarga pasien datang memecahkan pintu kaca dan ruang apotek rawat inap,” ungkap Humas RSUD Nunukan, Khairil pada Niaga.Asia, Senin (16/08).

Pasien meninggal dunia BH (51) merupakan pasien yang masuk RSUD Nunukan, pada 07 Agustus dengan keluhan penyakit paru-paru, jantung, Diabetes Melitus (DM). Almarhum dinyatakan suspek dan sempat di rawat inap di ruang Cempaka

Setelah mendapat penanganan medis, kondisi saturasi almarhum mengalami penurunan, sehingga rumah sakit melakukan tindakan informed Consent atau penyampaian informasi dari dokter kepada pasien sebelum suatu tindakan medis dilakukan

“Tindakan informed consent sudah mendapat persetujuan pihak keluarga pasien, hal ini harus diketahui pasien karena menyangkut risiko dan manfaat dari tindakan medis,” sebut Khairil.

 

Bersamaan tindakan medis, dokter rumah sakit pada 14 Agustus menyampaikan kepada pihak keluarga bahwa hasil pemeriksaan PCR terhadap pasien positif Covid-19, sehingga dokter memindahkannya ke ruang isolasi Pinere Covid.

Selama di ruang Pinere, sejumlah keluarga pasien menyampaikan protes terhadap hasil PCR. Keributan dikarenakan pula keinginan keluarga yang meminta pasien meninggal dunia dibawa pulang untuk kebumikan di pemakaman keluarga.

“Saat itu rumah sakit sedang sibuk karena banyak pasien Covid, kemudian ada pihak keluarga almarhum datang mengamuk merusak fasilitas bangunan,” sebutnya.

Khairil menerangkan, dari beberapa orang yang terlibat keributan, terlihat oknum aparat membawa senjata laras panjang ikut dalam rombongan keluarga pasien.Oknum tersebut mengamuk dan berteriak mencari penanggung jawab ruang Pinere.

Pengrusakan fasilitas RSUD telah disampaikan kepada Pemerintah Nunukan selaku pemilik aset bangunan. Bersamaan dengan kejadian ini pula, rumah sakit melakukan investigasi kepada dokter dan perawat yang menangani pasien.

“PCR positif itukan hasil laboratorium, kalau kita tidak percaya  laboratorium, jadi sama siapa kita harus percaya memastikan negatif atau positif,” kata Khairil.

“Rumah sakit memahami kekecewaan keluarga pasien. Tetap nanti ada pemeriksaan kepada dokter dan perawat, kalau terbukti salah pasti disaksi,” tambahnya.

Terkait permintaan keluarga untuk membawa pulang pasien, Khairil mengaku telah mengkoordinasikan dengan Satgas Penanganan Covid-19 dan BPBD Nunukan, selalu penanggungjawab pasien meninggal.

“Tugas rumah sakit sebatas penanganan medis, terkait jenazah mau dibawa pulang tergantung keputusan satgas Covid dan BPBD,” tambahnya.

Penulis : Budi Anshori | Rachmat Rolau

Tag: