SEBATIK.NIAGA.ASIA – Usaha peternakan ayam petelur milik kelompok Tani Pancang Cerah di Kecamatan Sebatik Utara, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) menjadi pilot projek karena mampu menghasilkan 1.650 butir telur dengan omset sampai Rp2,7 juta/hari.
Keberhasilan usaha ayam petelur kelompok tani ini tidak terlepas dari keseriusan anggota DPRD Kaltara dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) dalam membantu Usaha Menengah Kecil Migra (UMKM) masyarakat di perbatasan Indonesia-Malaysia di pulau Sebatik.
“Tahun 2021 kami ajukan proposal bantuan ke Wakil Ketua DPRD Kaltara M. Andi Akbar Djuarzah, tahun 2022 turun bantuan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Pemprov Kaltara,” kata anggota kelompok Tani Pancang Cerah Usman Makkulau pada Niaga.Asia, Kamis (11/07/2024).
Usman menuturkan, kelompok Tani Pancang Cerah awalnya menerima bantuan tahun 2022 berupa 1.000 ekor bibit ayam petelur, bangunan kandang lengkap dengan sarana makan dan minum, serta pakan ternak untuk 6 bulan.
Keputusan mengajukan bantuan ayam petelur didasari atas pengalaman dari anggota kelompok tani bernama Alle dan Alek yang pernah bekerja selama 10 tahun di peternakan ayam di Sabah, Malaysia.
“Jumlah kelompok Tani Pancang Cerah 20 orang, kebetulan 2 orang anggota pernah kerja di peternakan ayam Malaysia, makanya kami berani mengajukan bantuan ini,” ucapnya.
Pada awal usaha, produksi telur dari 1.000 ekor ayam sekitar 17 rak per hari. Produksi ini terus meningkat setiap bulannya bersamaan pertumbuhan usia ayam hingga mencapai 30 rak per hari (tiap rak isi 30 butir telur).
Keberhasilan kelompok tani mengelola peternakan ayam diapresiasi oleh Pemprov Kaltara, dengan kembali memberikan bantuan tambahan berupa 1.000 bibit ayam serta pakan ternak untuk kebutuhan 6 bulan.
“Tahun 2023 dapat bantuan lagi 1.000 ekor bibit, jadi sekarang kita punya 2 unit kandang ayam dengan isi 2.000 ekor ayam,” bebernya.
Bertambahnya jumlah ternak ayam meningkatkan pula produksi telur yang per harinya mencapai 50 sampai 55 rak atau sekitar 1.650 butir telur dengan sasaran pemasaran khusus untuk wilayah Kecamatan Sebatik Utara.
Usman menerangkan, tiap satu rak telur isi 30 butir dijual seharga Rp55.000, Jika setiap hari ayam memproduksi 50 rak telur, maka omset kotor kelompok tani sekitar Rp 2,750.000 per hari.
“Harga telur Sebatik lebih murah dibanding telur Malaysia yang dijual Rp57.000 per rak, telur kita juga lebih segar karena diambil langsung dari kandang setiap hari,” ungkapnya.
Sejak berdirinya peternakan ayam, kebutuhan masyarakat Desa Sei Pancang akan telur ayam tidak lagi tergantung pada telur dari Malaysia atau kiriman Sulawesi Selatan.
Namun begitu, kata Usman, secara kebutuhan produksi telur di kandangnya belum mampu melayani permintaan masyarakat luas di pulau Sebatik yang sangat tinggi berkisar 4.000 sampai 5.000 butir per hari.
“Kelompok tani kami sudah dipandang mampu mandiri mengembangan usahanya, jadi tidak lagi mendapat bantuan pemerintah,” ungkapnya.
Penulis : Budi Anshori | Editor : Intoniswan
Tag: Peternakan