SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Pameran arsip garapan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) bersama Pemprov Kaltim sebagai rangkaian kegiatan Rakornas Hari Kearsipan Nasional (HKN) ke-53 digelar di Hotel Mercure Samarinda mulai 28-30 Mei 2024. Selain diikuti seluruh unit kerja ANRI, pameran juga menghadirkan pelaku UMKM di Kaltim.
Ada 20 tenant pameran yang dihadirkan, yang terbagi dalam tiga program yang diusung yakni program memori kolektif bangsa, program tertib arsip dan program transformasi digital. Pameran arsip itu resmi dibuka Pelaksana Tugas (Plt) Kepala ANRI Imam Gunarto.
Pameran Arsip Bangkitkan Pelaku UMKM Kaltim
Ketika memasuki area pameran arsip ini, pengunjung akan terpukau dengan ragam produk UMKM berbagai jenis. Mulai dari cenderamata hingga makanan berbagai jenis ada di situ.
Pada lorong pertama tersedia berbagai jenis kerajinan tangan khas Kaltim. Mulai dari kalung manik corak dayak, gantungan kunci, tas motif bordir khas Dayak, Wastra dari kain tenun dan lainnya.
Beralih ke lorong berikutnya, pengunjung akan dimanjakan dengan hadirnya aneka cemilan home made dari UMKM Kaltim, seperti keripik tempe, sari kayu bajakah, amplang, ilat sapi dan berbagai macam jajanan ringan dengan harga terjangkau.
Sejarah Pemindahan Ibu Kota Negara dari Masa ke Masa
Setelah puas berkeliling melihat-lihat berbagai produk UMKM Kaltim, pengunjung kemudian memasuki lorong pameran arsip sejarah pemindahan IKN. Di area lorong itu memamerkan deretan arsip sejarah perpindahan ibu kota dari zaman Hindia Belanda hingga pindah saat ini ke Kaltim.
Baca juga: Pindah ke IKN, ANRI Arsipkan 1,7 Juta Dokumen Kementerian/Lembaga Dalam Format Digital
Pameran sejarah pemindahan ibu kota ini menghadirkan 37 arsip, dengan rincian arsip tekstual sebanyak 18 arsip, arsip foto sebanyak 12 arsip, arsip kartografi sebanyak 6 arsip, dan arsip video 1 arsip.
Kota pertama yang dijajaki sebagai pemindahan Ibu kota yakni Batavia yang saat ini dikenal sebagai Jakarta. Pada abad ke-20 kota ini dinilai sangat mempuni dari segi infrastruktur untuk dijadikan sebagai ibu kota Hindia Belanda
Saat Proklamasi Kemerdekaan, Ibu Kota RI berada di Jakarta. Kemudian pada 4 Januari 1946, Ibu Kota RI diputuskan untuk pindah ke Yogyakarta, karena kondisi Jakarta saat itu semakin tidak aman. Kemudian, pada 19 Desember 1948, Bukiittinggi menjadi pilihan ibu kota bagi pemerintahan darurat, yang nantinya terus berpindah karena agresi militer Belanda.
Setelah agresi militer Belanda ke-2 berakhir, pada 6 Juli 1949 Sukarno-Hatta kembali ke Yogyakarta dari pengasingan mereka. Dengan demikian Yogyakarta pulih kembali sebagai ibu kota negara RI. Kemudian bertepatan dengan pengakuan kedaulatan RI dari Belanda pada 27 Desember 1949, Ibu Kota Negara RI kembali ke Jakarta.
Selanjutnya, pemerintah telah menerbitkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara. Undang-undang itu menjelaskan bahwa Ibu Kota Negara bernama Nusantara akan pindah ke Kaltim.
Dalam rentang periode 2020-2024 pemerintah melakukan pembangunan sejumlah infrastruktur utama pendukung, seperti Istana Kepresidenan, Gedung DPR/MPR serta perumahan utama. Selain itu juga dibangun infrastruktur dasar utama seperti instalasi air dan listrik.
Imam Gunarto mengatakan fokus pameran ini adalah memperkenalkan sejarah pemindahan IKN. Di mana pameran ini bercerita tentang perpindahan ibu kota dari zaman Belanda hingga sekarang.
“Kita sajikan kepada masyarakat arsip-arsip tentang perpindahan ibu kota negara ini untuk membangun optimisme ibu kota untuk pindah ke Kaltim. Makanya kita sediakan pameran arsip berisikan pengalaman kita pindah sejak dulu,” kata Imam.
Sementara, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kaltim Muhammad Syafranuddin juga menjelaskan pameran ini bertujuan memperkenalkan pengelolaan arsip dengan sistem modernisasi, yang lebih digital dan inovatif.
“Dengan ini kita bisa saling bertukar informasi, bagaimana orang Kaltim dan agar OPD (Organisasi Perangkat Daerah) ini semakin mengerti mengelola arsip. Melalui pameran juga memberikan dampak kepada pelakunya, bisa menjual produk-produknya, lebih mengenalkan karya-karya cenderamata Kaltim dari para UMKM ke se-Indonesia, agar memberikan dampak pada pelaku UMKM dalam penjualan produknya,” kata Syafranuddin.
“Misi kami memperkenalkan produk UMKM seperti amplang, sarung Samarinda, kemudian kopiah Kutai yang banyak di cari,” ujar Syafranuddin menambahkan.
Tersedia Berbagai Foto Booth Keren Untuk Mengabadikan Momen
Setelah puas berkeliling, berbelanja dan melihat sejarah arsip ibu kota, pengunjung dapat mengabadikan momen berharga ini dengan berfoto di berbagai booth yang telah disediakan. Mulai dari foto both teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang dapat mengubah hasil foto menjadi karakter Super Hero, tokoh-tokoh dunia dan profesi yang diminati hingga foto booth 360, dihadirkan secara gratis berserta hasil cetak foto yang dapat dibawa pulang.
Tidak hanya itu, berbagai games dengan hadiah menarik juga hadir dalam pameran ini. Games menarik ini tersedia di setiap booth dari berbagai instansi untuk menggaet pengunjung sekaligus memberikan edukasi terkait kearsipan di setiap bidangnya, seperti permainan lucky spin dan lempar rocket point.
Selain itu, bagi pengunjung yang mengisi kolom pendaftaran online sebagai tanda partisipasi dan telah mengunjungi pameran, juga akan mendapatkan hadiah doorprize menarik yang diundi pada akhir pameran nanti.
Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi | ADV Diskominfo Kaltim