Partisipasi Pemilih di PSU Kukar Sepertinya Menurun Dibanding November Lalu

Anggota DPRD Kaltim Sarkowi V Zahry (Foto Sarkowi V Zahry/Niaga.Asia)

TENGGARONG.NIAGA.ASIA –  Anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Sarkowi V Zahry, berasumsi tingkat partisipasi dalam Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Kutai Kartanegara (Kukar) yang dilaksanakan hari ini, sepertinya menurun dibandingkan Pilkada Serentak November 2024 lalu.

“Kelihatannya partisipasi pemilih menurun. Saya tidak tahu kenapa. Mungkin secara sosiologis, masyarakat ‘kurang senang’ kalau harus berulang-ulang nyoblos. Ini sinyal atas kejenuhan publik terhadap proses politik yang berulang-ulang,” ujarnya kepada Niaga.Asia, Sabtu malam (19/4).

Ia juga membandingkan antusias masyarakat dalam pileg dan pilkada. Menurut politikus Golkar itu, partisipasi masyarakat biasanya lebih tinggi saat pileg dibandingkan pilkada.

Salah satu penyebabnya kata dia, adalah efek gabungan pemilihan gubernur dan bupati pada Pilkada sebelumnya, yang membuat warga lebih terdorong datang ke TPS.

“Kalau pileg, partisipasi warga kita biasanya meningkat. Pilkada sebelumnya juga cukup tinggi karena kemungkinan digabung dengan pemilihan gubernur. Masyarakat datang ke TPS bisa jadi karena faktor memilih gubernur, bupati, atau keduanya,” jelasnya.

Mengenai hasil sementara yang beredar dari hitung cepat, Sarkowi mengakui pasangan calon yang ia dukung, yakni paslon nomor urut 03, kalah dari paslon 01. Namun ia mencatat ada peningkatan persentase suara untuk paslon 03 dibandingkan dengan Pilkada sebelumnya.

“Kalau melihat perhitungan cepat, calon kami memang kalah, tapi secara persentase naik dibanding sebelumnya. Ini bisa jadi bahan evaluasi,” katanya.

Sebagai kader Partai Golkar dan bagian dari koalisi pendukung paslon 03, Sarkowi pun turut menyerukan agar semua pihak menjaga kondusifitas pasca-PSU, apapun hasil akhirnya nanti.

“Kami mengimbau masyarakat agar tetap menjaga situasi tetap aman dan tidak terjadi kericuhan. Ini bagian dari proses demokrasi yang harus kita hormati bersama,” tegasnya.

Lebih jauh, ia menyarankan agar ke depan, jika terjadi PSU lagi, perlu dilakukan sosialisasi yang lebih intensif kepada masyarakat agar mereka lebih memahami pentingnya Pilkada dalam menentukan arah pembangunan daerah.

“Artinya partai politik dan aparat pemerintah harus memberikan edukasi politik yang lebih kuatm sosialisasi harus digencarkan. Pilkada itu kan memilih pemimpin untuk masa depan daerah. Ini bukan sekadar memilih, tapi juga menentukan arah pembangunan,” terangnya.

PSU Kukar 2025 digelar di 1.447 TPS yang tersebar di seluruh kecamatan, dengan jumlah DPT sebanyak 552.469 orang. Meskipun pelaksanaan berjalan aman dan lancar, tingkat partisipasi pemilih diprakirakan  lebih rendah dibanding Pilkada sebelumnya.

Di Pilkada Kukar 2024, partisipasi pemilih mencapai angka 71,38 persen. Angka meningkat secara signifikan dibandingkan Pilkada 2020 yang hanya berada 57 persen.

Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan | Adv DPRD Kaltim

Tag: