JAKARTA.NIAGA.ASIA – Tersangka pembunuhan berantai, Duloh dan Dede Solehudin  mengaku telah menyiapkan lubang untuk mengubur korbannya ketika meracuni satu keluargaDede dan Ai Maemunah serta anak-anaknya Riswandi, Ridwan dan Neng Ayu di Bekasi.

Namun rencana untuk mengubur para korban batal karena para korbannya berteriak mengerang kesakitan setelah diracun oleh tersangka yang berperan sebagai eksekutor yakni Duloh. Ia mengaku bahwa dirinya menjadi panik ketika para korbannya mengerang.

“Iya panik, karena ibu dan anak-anaknya yang dua berteriak. Teriaknya ‘Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar’ lama,” terang Duloh saat diperiksa di Polda Metro Jaya.

Dikatakan, karena panik, Duloh kemudian melarikan diri dari lokasi meninggalkan Dede dan Ai Maemunah serta anak-anaknya Riswandi, Ridwan dan Neng Ayu.

“Ia melarikan diri dari lokasi meninggalkan para korbannya yang sekarat. Wowon dan Duloh kemudian  ditangkap beberapa hari kemudian di Cianjur, Jawa Barat,” pungkas Kabid Humas Polda Metro Jaya,Kombes. Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko.

Duloh dan Dede Solehudin  adalah kaki tangan dari Wowon yang jadi otak pembunuhan berantai, dimana sudah membunuh 9 orang, termasuk keluarganya sendiri. Ketiganya jadi pembunuh setelah awalnya bekerjasama menipu sejumlah oranmg dengan menawarkan mampu menggandakan uang, termasuk kepada tenaga kerja wanita asalah Jawa Barat yang sedang bekerja di Arab Saudi.

Tetapi ketika, orang-orang yang sudah menyerahkan uang asli melalui wesel atau trransfer untuk digandakan menagih uangnya, ketiganya berkompolot untuk membunuh dengan cara mendorong ke laut, mecekik, atau meracuni dengan racun sianida.

Dari 9 kornan yang sudah terungkap, sebanyak 7 orang dibunuh Duloh. Ia melakukan pembunuhan setelah diiming-imingi uang Rp500 juta  oleh Wowon yang bisa memerankan tokoh Aki Banyu, orang yang dianggap sakti. Duloh paling banyak membunuh orang, tapi hingga ditangkap, 17 Januari lalu.

Sumber: Bidang Humas Polda Metro Jaya | Editor: Intoniswan

Tag: Wowon