Peduli Pendidikan di Perbatasan, AKP Berlin Masuk Tiga Besar Kandidat Hoegeng Award 2024

Kasat Samapta Polres Nunukan AKP I E Berlin (istimewa/niaga.asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Kepedulian terhadap dunia pendidikan dan literasi di perbatasan dan pedalaman Indonesia, membawa AKP I E Berlin, yang kini menjabat Kasat Samapta Polres Nunukan, masuk kandidat tiga besar penerima Hoegeng Award 2024.

Kiprah AKP I E Berlin dalam dunia pendidikan dimulai saat menjabat Kapolsek KSKP Tunon Taka Nunukan tahun 2015. Saat itu dia mendirikan tempat belajar bagi anak putus sekolah dan anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang kesulitan mendapatkan pendidikan di Malaysia.

“Di luar dari tugas pokoknya sebagai anggota Polri, AKP I E Berlin sangat aktif di lingkungan masyarakat. Terutama dunia pendidikan di perbatasan Indonesia,” kata Kapolres Nunukan AKBP Taufik Nurmandia kepada niaga.asia, Rabu 22 Mei 2024.

Berbagai program kerja AKP Berlin di dunia pendidikan dipadukan dengan tugasnya sebagai anggota Polri. Seperti mendirikan Warung Kamtibmas sebagai wadah bagi anak-anak di Kecamatan Nunukan untuk belajar.

Keberadaan Warung Kamtibmas juga dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tempat berkumpul, membahas keamanan wilayah, hingga program-program lingkungan yang mengarah pada penangkalan terhadap peredaran narkoba.

“Pak Berlin sudah lama peduli dengan kehidupan masyarakat. Sosoknya dikenal sebagai polisi sosial dan polisi literasi,” ujar Taufik Nurmandia.

Seiring berjalannya waktu, program kerja AKP Berlin dipadukan dengan program Polres Nunukan dalam hal pendidikan seperti bantuan buku belajar, bantuan kelengkapan sekolah, pengurusan dokumen akte lahir, dan juga memberikan pendampingan pendidikan hingga daftar sekolah.

Tidak sebatas itu, AKP Berlin mendirikan komunitas Wahana Pendidikan Perbatasan (WPP) yang tugasnya mendata jumlah anak putus sekolah, sekaligus memfasilitasi pendidikan anak-anak PMI untuk dapat mengenyam pendidikan.

“Tahun lalu sekitar 18 anak-anak kurang mampu, kita fasilitasi masuk sekolah dasar dan masuk paket A, B, dan C. Tahun ini ada 9 orang paket A lulus sekolah,” terang Taufik Nurmandia.

Dari segala pertimbangan itulah, Polres Nunukan memasukan nama Kasat Samapta Polres Nunukan AKP I E Berlin, mengikuti Hoegeng Award 2024 dalam kategori Polisi Tapal Batas dan Pedalaman.

Kapolres Nunukan Taufik Nurmandia AKP I E Berlin (istimewa)

“AKP Berlin pernah menerima penghargaan Police Award 2017 dari Kapolri Tito Karnavian atas kepeduliannya menyediakan pendidikan gratis bagi anak kurang mampu,” Taufik Nurmandia menambahkan.

Dihubungi terpisah, AKP Berlin menyampaikan terima kasih kepada seluruh anggota Polri yang telah memberikan dukungan kepada dirinya untuk maju mengikuti Hoegeng Award 2024.

“Pendidikan adalah hak bagi setiap manusia. Semua rakyat Indonesia berhak atas pendidikan, berhak menjadi pintar dan cerdas serta berhak bermimpi untuk meraih pendidikan setinggi mungkin,” kata Berlin.

Sebagai wilayah perbatasan di Kalimantan Utara, Kabupaten Nunukan berbatasan langsung baik darat maupun laut dan sungai dengan Malaysia. Orientasi seseorang masuk ke Malaysia, pastilah hendak mencari kerja dan mendapat penghasilan.

Namun, di balik harapan itu, tidak sedikit anak-anak PMI ilegal di Malaysia, kesulitan mendapatkan pendidikan formal dengan berbagai alasan. Mulai dari tidak memiliki dokumen data diri, dan lokasi pekerjan jauh dari sekolah.

“Banyak dari anak PMI dititipkan kepada keluarganya di Nunukan. Mereka datang tanpa dokumen akte lahir. Kami fasilitasi bantu buatan dokumen itu agar mereka bisa bersekolah,” ucap Berlin.

Kedatangan PMI deportasi Malaysia ke Nunukan dengan membawa keluarga, tidak bisa dibiarkan begitu saja. Anak-anak PMI akan menjadi orang tanpa pendidikan karena kesulitan untuk daftar masuk pendidikan di sekolah.

Berlin bersama relawan WPP Nunukan berinisiatif melakukan pendekatan persuasif kepada anak maupun orangtua eks PMI di Malaysia, mengingatkan pentingnya belajar membaca dan berhitung, sebagai bekal masa depan.

“Kebanyakan eks PMI di Nunukan bekerja di rumput laut, anaknya dibawa ikut bekerja dari pagi sampai sore. Anak mereka akhirnya tidak bersekolah,” jelas Berlin.

Kepedulian Polres Nunukan terhadap pendidikan adalah bagian dari pendekatan humanis dalam langkah mencegah tindak pidana di masyarakat. Sebab, kata Berlin, dengan anak – anak bersekolah, maka hal negatif pasti berkurang.

“Sasaran kita tidak sebatas anak-anak eks PMI deportasi, tapi kesemua anak usia sekolah yang sibuk bekerja diajak untuk kembali kedua pendidikan,” demikian Berlin.

Penulis: Budi Anshori | Editor: Saud Rosadi

Tag: