Pelaksanaan APBN Hingga Semester I 2023 Surplus 0,71 Persen


JAKARTA.NIAGA.ASIA – Pelaksanaan APBN hingga akhir Semester I 2023 mencatatkan surplus sebesar 0,71 persen terhadap PDB. Pembiayaan utang (neto) melalui SBN dan pinjaman hingga akhir Juni 2023 terealisasi sebesar Rp166,5 triliun (23,9% Target), atau turun 15,4% (yoy).

“Perlambatan pengadaan utang tersebut sejalan dengan kinerja pendapatan yang baik. Sementara itu, Lembaga pemeringkat kredit S&P mengafirmasi credit rating dan outlook Indonesia pada BBB outlook stabil, didukung oleh kebijakan ekonomi yang kredibel dan prakiraan pertumbuhan ekonomi di sekitar 5% selama tiga tahun mendatang,” jelas Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati saat Konferensi Pers APBN KiTa Edisi Juli 2023.

Sebagai kesimpulan, hingga Semester I 2023, kinerja perekonomian domestik dan APBN masih tetap solid dan kuat di tengah tantangan dan perlambatan ekonomi global. Pendapatan dan belanja negara tumbuh positif, diikuti pembiayaan anggaran yang menurun dan terkendali.

Pemerintah akan terus menggali sektor ekonomi dan mengoptimalkan belanja negara untuk memberikan dampak dan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. Dinamika global akan terus diantisipasi dan dimitagasi dampaknya terhadap perekonomian domestik.

“Berbagai kebijakan di bidang ekonomi akan terus didukung oleh APBN termasuk melindungi masyarakat, dan bahkan akan ada tambahan bantuan sosial kepada masyarakat yang paling rentan pada tiga bulan ke depan yaitu Oktober, November dan Desember dengan memberikan 10 kg beras per bulan. Kita akan tetap waspada meskipun tentu kita akan tetap optimis, berbagai dampak global akan kita antisipasi dan mitigasi,” tegas Menkeu.

Menkeu menambahkan, perekonomian global masih menghadapi berbagai tantangan, antara lain isu geopolitik, volatilitas sektor keuangan, dan pelemahan sektor manufaktur. Namun demikian, ekonomi domestik tetap terjaga solid, ditandai dengan neraca perdagangan yang kuat, aktivitas konsumsi yang bertumbuh, dan inflasi yang terkendali. Kinerja APBN 2023 hingga Semester I juga tetap kuat seiring pendapatan negara yang terjaga positif meski menunjukkan tren perlambatan, dan kinerja belanja negara yang bertumbuh.

“Di satu sisi, optimisme yang memberikan kita keyakinan hingga kuartal kedua nampaknya berbagai indikator Indonesia masih cukup positif, namun tanda-tanda terjadinya rembesan dari pelemahan global sudah mulai terlihat dari beberapa indikator kita,” jelas Menkeu.

Pemerintah akan terus menggali potensi sektor ekonomi sekaligus mengoptimalkan belanja negara guna memberikan dampak yang lebih besar kepada masyarakat. Meski demikian, pemerintah akan tetap melakukan antisipasi dan mitigasi atas dampak dinamika global terhadap perekonomian domestik.

Sumber: Biro KLI Kementerian Keuangan | Editor: Intoniswan

Tag: