
MAKASSAR.NIAGA.ASIA — Enam puluh orang dari lembaga adat, BPBD, pemuda, tokoh masyarakat dan pengurus desa dari enam kecamatan di Kutai Timur, mengikuti Pelatihan Sumber Daya Manusia dan Pembinaan Lembaga Adat Desa Kutai Timur di Hotel Ibis, Makassar, Sulawesi Selatan, 27-30 Juni 2024.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutai Timur Mulyono menerangkan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM lembaga adat, agar mampu menginventarisasi, mengembangkan dan melestarikan potensi seni dan budaya di desa masing-masing.
“Saya berkeyakinan lembaga adat yang didukung tokoh masyarakat, pemuda dan pengurus desa, mampu terlibat langsung dalam upaya pemajuan kebudayaan di Kutim,” kata Mulyono yang mewakili Bupati Kutai Timur saat membuka pelatihan.
Pada kegiatan yang bekerjasama dengan Center for Education and Culture of Borneo (Ce-Hero) Unit Pelayanan Strategis Universitas Mulawarman, para peserta diberikan beberapa materi yang terkait peningkatan SDM lembaga adat desa, dalam hal kemampuan manajerial dan keorganisasian dari para narasumber yang berasal dari akademisi.
Selama dua hari, 27-28 Juni 2024, para peserta mengikuti pelatihan dari Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kutim Padliyansyah, dan para akademisi dari Universitas Mulawarman dan Universitas Negeri Makassar seperti Dr Muslimin AR Effendi, Dr Jamil, Sjamsul Rijal, serta Dr Bahri.
Selanjutnya para peserta dari Desa Tepian Langsat (Kecamatan Bengalon), Desa Suka Rahmat (Kecamatan Teluk Pandan), Desa Long Poq (Kecamatan Muara Ancalong), Desa Batu Lepas (Kecamatan Karangan), Desa Suka Makmur (Kecamatan Long Mesat) dan Desa Saka (Kecamatan Sangkulirang), diajak mengunjung destinasi adat dan budaya di Makassar.
Satu hari penuh, Sabtu 29 Juni 2024, peserta mengunjungi Balla Lompoa, Benteng Somba Opu, dan Benteng Rotterdam.
Setelah mengikuti pelatihan ini, harap Padliyansyah, para tokoh adat, tokoh masyarakat, pemuda dan perangkat desa masing-masing dapat menjadikan desanya sebagai Desa Budaya.
“Desa Budaya yang mampu melestarikan, mengembangkan, membina dan memanfaatkan kebudayaan dalam mendukung dan mewujudkan Magic Land Kutai Timur,” jelas Padliyansyah.
Penulis: Hamdani | Editor: Saud Rosadi
Tag: KaltimKebudayaanKutai TimurPemkab Kutim