Pemakaian Kata Kesultanan Bulungan dalam Pariwisata Dibahas dalam Seminar

aa
Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), Dr. H Irianto Lambrie membuka langsung penglolaan warisan Kesultanan Bulungan sebagai produk industri wisata Kalimantan Utara, Selasa (29/10/2019). (Foto Infopubdok Kaltara)

TANJUNG SELOR.NIAGA.ASIA-Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), Dr. H Irianto Lambrie membuka langsung penglolaan warisan Kesultanan Bulungan sebagai produk industri wisata Kalimantan Utara. Selasa (29/10/2019).

“Saya menyambut baik kegiatan ini. Sebagai salah satu upaya kita mengembangkan pariwisata di Kaltara. Saya harap, seminar ini tidak hanya sekedar berdiskusi, apalagi hanya untuk memenuhi kegiatan yang sudah diagendakan. Tapi harus ada manfaatnya,” kata gubernur.

Gubernur berharap dalam seminar dibahas dan kemudian bisa menjelaskan ke masyarakat secara rinci, kenapa ada kata Kesultanan Bulungan  agar tidak ada kesalah pahaman  nanti di masyarakat. “Pentingnya bagi kita membaca sejarah kembali,” tegasnya.

Menurut Irianto, Kesultanan Bulungan, merupakan salah satu kerajaan di Indonesia yang pada saat itu cukup besar. Bahkan wilahnya tak hanya meliputi Kalimantan bagian Utara, tapi hingga Sabah, bahkan sebagian Filipina.

“Sehingga wajar jika kita melestarikan budaya Kesultanan Bulungan. Bahkan nanti menjadi ikon Kaltara,” ungkapnya.

Dikatakan, Pemerintah Provinsi sudah memfasilitasi. Termasuk ada rencana  untuk membangun Keraton Kesultanan Bulungan. Meski saat ini masih terkendala dengan lahan. Pemprov juga sudah membentuk tim yang diketuai oleh Asisten I untuk mempercepat realisasi pembangunan Kraton Kesultanan Bulungan., termasuk koordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

“Berkaitan dengan seminar ini, ada hadir para tokoh adat dari beberapa etnis di Kaltara. Termasuk kerabat Kesultanan Bulungan. Saya berharap nanti akan menghasilkan sebuah rumusan yang baik. Jangan ada menimbulkan perdebatan yang tidak perlu,” kata gubernur.

Rumusan yang hendak dituju, antara lain penggunaan Kesultanan Bulungan dalam penyelenggaraan duta wisata, lambang duta wisata, dan baju adat Kalimantan Utara. Tidak dipungkiri, selain Bulungan, di Kaltara ada beberapa etnis lainnya. Seperti Dayak, juga Tidung. “Saya berharap ini diakomodir. Diinfentarisir. seperti contoh dalam baju adat, nanti bisa dikombinasikan,” kata gubernur.

aa
Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), Dr. H Irianto Lambrie menemui tokoh dan keluarga pemangku Kesultanan Bulungan. ((Foto Infopubdok Kaltara)

Berbicara tentang pariwisata, tak hanya pembangunan. Namun pariwisata sebagai industri. Sektor pariwisata memberikan banyak dampak postif. Termasuk dari segi ekonomi. Selain memberikan pendapatan secara langsung, juga mempengaruhi sektor lainnya. Seperti jasa transportasi, perhotelan dan lain-lain. Termasuk industri kecil. Sehingga akan mendorong kesejahteraan masyarakat.

Gubernur menambahkan, ada beberapa hambatan yang masih perlu kita benahi, dalam mengembangkan pariwisata. Antara lain, yang pertama adalah SDM (sumber daya manusia). Baik dalam hal kemampuan mengelola, maupun mindset dari masyarakat, ada yang harus diubah, utamanya bagaimana menjadikan masyarakat kita berperilaku disiplin.

Persoalan kedua infrastruktur, masih terbatas. Namun tidak dipungkiri juga, jika infrastruktur di Kaltara sudah mengalami peningkatan yang signifikan. Seperti jalan, jembatan, hingga sarana dan prasarana transportasi. “Dan itu akan menjadi prioritas untuk terus kita tingkatkan,” katanya.

Terakhir yang tak kalah penting adalah marketing. Promosi sangat penting. Karena pariwisata, adalah bagaimana  bisa mendatangkan orang ke Kaltara. Untuk itu, selain meningkatkan SDM, membenahi infrastruktur, dan bagaimana pengelolaan objek wisata, juga diperlukan promosi. (001)