Pemkab Berau – Danlantamal Tarakan Kerja Sama Ungkap Pencurian Telur Penyu

Wabup Berau H.Agus Tantomo memberikan cinderamata kepada Danlantamal XIII Tarakan, Laksamana Pertama TNI Haris Bima Bayuseto saat melakukan kunjungan kerja ke Berau. (foto Rita Amelia/Niaga.Asia)

TANJUNG REDEB.NIAGA.ASIA –Wakil Bupati Berau H. Agus Tantomo mengatakan, saat menerima kunjungan Komandan Pangkalan Utama TNI AL (Danlantamal) XIII Tarakan, Laksmana Pertama TNI Haris Bima Bayuseto menggalang  kerja sama dalam pengungkapan kasus pencurian telur penyu di Berau.

“Telur penyu dan sisik penyu sudah dilarang diperdagangkan di Berau, tapi itu  tak serta merta membuat kasus pencurian telur penyu berhenti,” ujarnya  Agus Tantomo, Kamis (23/7/2020).

Menurut  Agus, selama ini Berau masih kesulitan melakukan pengawasan karena panjangnya garis pantai, yakni 88 kilometer. Bahkan, banyak kasus kriminal yang tertangkap di Berau melalui jalur laut.

Banyak kasus mulai dari bom ikan, pencurian dan perdagangan telur penyu, dan yang sering adalah kasus penyelundupan narkoba. Padahal mereka yang tertangkap ini bukan tujuannya dipasarkan di Berau, namun hanya lewat saja.

“Sedangkan untuk telur penyu saat ini sudah tidak lagi menjadi suguhan tamu dan cinderamata. Tapi kasus pencurian dan penjualannya masih terus ada. Ini yang saya laporkan dan ternyata mendapat respon dari Danlantamal XIII Tarakan. Bahkan pihaknya juga siap membantu untuk mengungkap kasus ini,” terang Agus.

Ikan dibius

Menanggapi itu,  Danlantamal XIII Tarakan Laksmana Pertama TNI Haris Bima Bayuseto menjelaskan jika hal ini sudah dibahas bersama akan mempermudah menggerakkan jaringan intelijen di lapangan sebagai ujung tombak pemberi informasi dalam menghentikan perdagangan telur penyu.

“Kita akan membantu semaksimal mungkin. Kegiatan ilegal ini kan tidak setiap hari, tidak rutin. Kita akan menyebar jaringan intelijen, setelah ada informasi valid, baru dilakukan pnindakan. Pentingnya intelijen ini karena selama ini yang terjadi di lapangan kan baru didatangi para pelaku ini sudah bubar. Selain itu kita juga sudah infokan kepada KRI yang dari armada beroperasi di Berau, untuk lebih fokus kepada kasus penyu ini,” jelas Laksamana Pertama TNI Haris Bima Bayuseto.

Menurut Danlantamal XIII,  intelijen ini tidak bisa bekerja sendirian. Anggotanya bisa dari TNI/Polri atau juga dari komunitas pencinta lingkungan yang aktif di perairan Berau seperti Berau Marine. Teman-teman komunitas dijadikan jaringan dan sharing informasi.

Dikatakan pula,  saat ini ditemui ada  modus baru yaitu penggunaan obat bius ikan. Jadi obat ini ditenggelamkan dari permukaan sampai ke karang, terus diturunkan penyelam untuk membuka kantong-kantong bius.

“Ikan kecil kebanyakan mati, tapi ikan besar akan pingsan. Inilah yang diambil kemudian diekspor dalam keadaan hidup. Tapi untuk kasus ini masih kita dalami. Yang difokuskan sekarang adalah pencurian telur penyu ini,” pungkasnya. (mel/adv)

Tag: