Penduduk Miskin di Kaltim Paling Banyak di Kukar dan Samarinda

Ilustrasi (Foto HO/NET)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Secara spasial, wilayah dengan jumlah miskin terbanyak di Kalimantan Timur (Kaltim) berada di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) dan Kota Samarinda. Kondisi tersebut tidak banyak berubah dalam lima tahun terakhir.

Pada tahun 2022, terdapat 62.870 jiwa penduduk miskin di Kukar sehingga menyumbang pangsa sebesar 26,61% total penduduk miskin Kaltim. Daerah yang memiliki jumlah penduduk miskin terbesar kedua adalah Kota Samarinda dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 41.950 jiwa penduduk dengan pangsa 17,76%.

“Sementara itu, Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) merupakan daerah dengan jumlah penduduk miskin paling rendah, yakni sebanyak 310 jiwa atau 1,31% dari total penduduk miskin pada tahun 2022,” demikian Bank Indonesia melaporkan dalam  “Laporan Perekonomian Provinsi Kaltim” terbarunya.

Disebutkan, jumlah penduduk miskin di Kalimantan Tumur (Kaltim) baik di perkotaan maupun perdesaan mengalami peningkatan. Tingkat kemiskinan Kaltim meningkat dari 6,27% pada September 2021 menjadi 6,44% pada September 2022.

Hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah penduduk miskin dari 233,130 jiwa pada September 2021 menjadi 242,300  jiwa pada September 2022 atau naik sebesar 3,93% (yoy). Jumlah penduduk miskin di wilayah perkotaan bertambah dari 121,280  jiwa pada September 2021 menjadi 128,980 jiwa pada September 2022.

Sumber: Bank Indonesia

Hal yang sama juga terjadi pada jumlah penduduk miskin di wilayah perdesaan yang menunjukkan peningkatan dari 111,850  jiwa pada September 2021 menjadi 113,320  jiwa pada September 2022.

Komoditas terbesar penyumbang peningkatan GKM di perkotaan dan perdesaan utamanya disebabkan oleh komoditas beras, rokok kretek filter dan daging ayam ras, sedangkan komoditas terbesar penyumbang peningkatan GKNM di perkotaan dan perdesaan adalah komoditas perumahan.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim, Ricky P Gozali mengungkap, komoditas beras merupakan penyumbang terhadap GKM di perkotaan dan perdesaan dengan masingmasing tercatat sebesar 15,47% dan 16,97%.

“Selanjutnya, rokok kretek filter merupakan komoditas yang menyumbang GKM terbesar kedua yang tercatat sebesar 9,59% di perkotaan dan 13,18% di perdesaan,” ucapnya.

Kemudian, diikuti oleh komoditas daging ayam ras yang tercatat sebesar 5,89% di perkotaan dan 4,32% di perdesaan. Komoditas lainnya yang memberi sumbangan GKM adalah telur ayam ras, mie instan, gula pasir, ikan tongkol, ikan bandeng, cabai rawit, dan bawang merah.

Sumber: Bank Indonesia

“Di sisi lain, komoditas utama yang memberikan sumbangan GKNM adalah perumahan yang tercatat sebesar 11,96% di perkotaan dan 12,02% di perdesaan. Komoditas lainnya dalam GKNM adalah listrik, bensin, pendidikan, perlengkapan mandi, air, sabun cuci, perawatan kulit dan pajak kendaraan bermotor,” paparnya.

Menurut Bank Indonesia, tekanan tingkat kemiskinan masyarakat di Kaltim juga tercermin dari peningkatan Garis Kemiskinan (GK) Kaltim dengan peningkatan GK di pedesaan yang lebih besar dibandingkan di perkotaan. GK Kaltim meningkat dari Rp703.223/kapita/ bulan pada bulan September 2021 menjadi Rp768.120/kapita/bulan pada September 2022.

Peningkatan garis kemiskinan Kaltim bersumber dari peningkatan garis kemiskinan baik dari perkotaan maupun perdesaan. Dari sisi lokasi, peningkatan garis kemiskinan di wilayah perdesaan sebesar 9,48% (yoy) atau lebih besar dibandingkan dengan wilayah perkotaan yang meningkat sebesar 9,23% (yoy).

Peningkatan GK pada bulan September 2022 bersumber dari kenaikan kedua komponennya baik oleh Garis Kemiskinan Makanan (GKM) maupun Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM). GKM meningkat sebesar 10,26% (yoy), naik dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya yang tercatat 5,35% (yoy).

Sementara itu, GKNM juga meningkat sebesar 6,76% (yoy) atau lebih tinggi dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar 4,22% (yoy).

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan | ADV Diskominfo Kaltim

Tag: