Pengangguran dan Kemiskinan Bulan Februari 2023 Menurun

Potret penduduk miskin. (Foto HO/NET)

SAMARINDA.NIAGA.ASIADi tengah tren perlambatan global, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap resilien dengan catatan pertumbuhan yang kuat dan stabil didorong seluruh komponen PDB. Secara spasial, tren pertumbuhan positif terjadi di semua kawasan.

Selain itu, tingkat pengangguran dan kemiskinan konsisten menurun, yaitu tingkat pengangguran bulan Februari 2023 sebesar 5,45, menurun dari bulan Februari 2022 sebesar 5,83, sedangkan tingkat kemiskinan bulan September 2022 sebesar 9,57, menurun dari bulan September 2021 sebesar 9,71. Penurunan ini merefleksikan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan akan terus diakselerasi.

Demikian disampaikan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam publikasi APBN KiTa edisi Mei 2023, hari Senin (22/5/2023).

Menurut menkeu, PMI Manufaktur Indonesia berada di zona ekspansi-akselerasi bersama India, Thailand, Turki, AS, Kanada, Arab Saudi dan Meksiko. PMI Manufaktur terjaga di level ekspansif 52,7 dan terus membaik (Maret 51,9).

Selanjutnya, tingkat inflasi domestik terkendali pada masa Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadhan dan Lebaran 2023. Stabilitas harga pangan terjaga dengan baik, bahkan cenderung menurun.

“Tingkat inflasi Indonesia bulan April mencapai 4,3% (yoy), sementara inflasi di negara lain masih cukup tinggi, bahkan Argentina mencapai 108,8% dan Turki mencapai 43,7%,” ungkapnya.

Dari sisi eksternal, kinerja Neraca Perdagangan (NP) masih melanjutkan surplus, memasuki bulan ke-36. NP April 2023 surplus sebesar USD3,94 miliar, dengan ekspor USD19,29 miliar dan impor USD15,35 miliar, masing-masing menurun sebesar 29,4% (yoy) dan 22,3% (yoy).

Sebagian komoditas unggulan ekspor mengalami penurunan akibat moderasi harga komoditas. Di lain sisi, Indonesia juga mengalami peningkatan dari kunjungan Wisman, naik 470,4% (yoy) pada Maret 2023, meskipun belum mencapai tingkat prapandemi.

Persepsi terhadap kinerja Indonesia tetap membaik di tengah ketidakpastian global. Penilaian risiko investor terhadap Indonesia terus membaik, tercermin dari level CDS Indonesia yang masih stabil dan cenderung menurun.

“Selain itu, nilai tukar Rupiah tetap melanjutkan tren apresiasi sejak awal tahun 2023, menguat 4,2% (ytd), sedangkan indeks Dolar AS kembali menunjukkan adanya tekanan,” kata Menkeu.

Di tengah perkembangan pasar dan kebijakan moneter global, termasuk kebijakan The Fed, kinerja pasar SBN tetap terjaga seiring terus membaiknya sentimen pasar keuangan domestik dan didukung likuiditas yang cukup ample, sehingga mampu mendorong tren penyempitan spread LCY (local currency yield) terhadap UST.

“Dibanding beberapa negara emerging markets, posisi yield Indonesia relatif moderat. Meski demikian, tetap dicermati volatilitas pasar keuangan global yang masih cukup tinggi,” pungkas Menkeu.

Sumber: Biro KLI Kementerian Keuangan | Editor: Intoniswan

Tag: