
SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kalimantan Timur (Disnakertrans Kaltim) berkomitmen untuk terus mendorong terciptanya lapangan kerja hijau (green jobs) dan (blue jobs) sebagai bagian dari upaya mendukung pembangunan berkelanjutan di daerah.
Hal ini disampaikan Sekretaris Disnakertrans Kaltim, Aji Syahdu Gagah Citra di Forum Lintas Perangkat Daerah yang digelar dalam rangka penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Perangkat Daerah (PD) Tahun 2025–2029 dan Rencana Kerja (Renja) PD Tahun 2026 di Kantor DLH Kaltim jalan MT Haryono, Samarinda Rabu (23/4) lalu.
Menurut Aji, transformasi ketenagakerjaan harus selaras dengan arah kebijakan ekonomi hijau dan ekonomi biru yang menjadi bagian dari agenda nasional maupun global.
“Penyampaian output utama kami fokus pada peningkatan kontribusi lapangan kerja sektor perikanan untuk mendukung ekonomi biru, serta produktivitas tenaga kerja sektor industri dan jasa untuk mendukung ekonomi hijau,” jelasnya.
Dia menekankan bahwa pembicaraan soal ketenagakerjaan tidak dapat dilepaskan dari seluruh sektor perekonomian, namun fokus saat ini diarahkan pada dua bidang strategis, yakni ekonomi biru dan ekonomi hijau.
“Kalau kita berbicara ketenagakerjaan, maka tidak lepas dari semua sektor. Baik yang hijau, biru, merah, apapun itu sebenarnya berkaitan juga dengan ketenagakerjaan. Tapi di forum ini, yang ingin kami soroti adalah kontribusi tenaga kerja terhadap ekonomi hijau dan biru,” terang Aji.

Saat ini, Disnakertrans telah bekerja sama dengan sejumlah pihak, termasuk lembaga internasional seperti GIZ, dalam menyusun peta jalan (road map) dalam pengembangan ekonomi hijau dan biru di Kaltim. Salah satu tujuannya adalah untuk memahami kebutuhan sektor-sektor bersangkutan dan menyesuaikannya dengan pengembangan SDM lokal.
“Kami merupakan pendukung utama dalam menyiapkan tenaga kerja untuk masuk ke dalam ekonomi hijau dan biru. Maka dari itu, penting untuk lebih dahulu menyusun road map,” tambahnya.
Aji juga menyebut perlunya pengembangan usaha berbasis sumber daya alam secara berkelanjutan, terutama di sektor perikanan dan kelautan, yang menjadi bagian dari ekonomi biru. Begitu pula sektor industri dan jasa yang perlu diarahkan agar produktif namun tetap ramah lingkungan dalam kerangka ekonomi hijau.
“Seperti disampaikan Pak Irhan, perlu ada bisnis yang dikembangkan dulu di sektor ekonomi biru, agar bisa kita lihat kebutuhan tenaga kerjanya. Dari situ bisa kita rancang pelatihan dan pemagangan sesuai kebutuhan sektor,” katanya.
Dalam forum itu, dipaparkan empat poin utama konsentrasi pembahasan pekerjaan hijau, antara lain; pertama, kontribusi lapangan kerja sektor perikanan; kedua, penguatan ekonomi biru; ketiga, produktivitas tenaga kerja sektor industri dan jasa; serta keempat, dukungan terhadap ekonomi hijau.
Forum ini menjadi bagian dari upaya lintas sektor untuk merumuskan arah kebijakan dan program prioritas yang memperkuat peran tenaga kerja dalam mendukung transformasi ekonomi Kaltim menuju model pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan | ADV Diskominfo Kaltim
Tag: Disnakertrans Kaltimekonomi biru