Penutupan Alur Kolong Jembatan Mahakam, Soal Keselamatan Kontra Mata Pencaharian

Plt Kepala Dinas Perhubungan Kaltim Irhamsyah. (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Penutupan jalur bawah Jembatan Mahakam 1 Samarinda menimbulkan pro dan kontra. Sebagian masyarakat menilai penutupan jalur perairan Jembatan Mahakam I Samarinda ini penting untuk keselamatan masyarakat usai fender jembatan hancur usai ditabrak tongkang, Minggu 16 Februari 2025 lalu.

Sedangkan di sisi lainnya, penutupan alur kolong Jembatan Mahakam Samarinda ini dinilai mengganggu mata pencaharian pekerja sektor pelabuhan dan perkapalan.

Plt Kepala Dinas Perhubungan Kaltim Irhamsyah mengatakan, Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud telah memerintahkan Dishub Kaltim untuk terlibat dalam pengaturan jalur Jembatan Mahakam 1 ini.

“Alur bawah jembatan Mahakam itu kewenangan KSOP, karena alurnya alur kelas 1. Tapi sesuai arahan pak Gubernur, kalau bisa kita yang mengatur. Tapi masih kita konsultasikan,” kata Irhamsyah, di Kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada, Samarinda, Jumat 14 Maret 2025.

Menurut Irhamsyah, bangunan pilar Jembatan Mahakam I Samarinda ini sebenarnya masih aman. Namun demikian, pemasangan fender atau pelindung/pengaman pilar jembatan itu perlu di segerakan mengingat fender menjadi salah satu objek vital dari bangunan Jembatan.

Fender jembatan itu harus segera dipasang, karena sudah tidak ada lagi pengaman (pilar) jembatan kita setelah ditabrak. Fender itu vital terhadap pier (pilar) jembatan kita di Mahakam 1 itu,” ujar Irhamsyah.

“Selain itu, saat ini sudah ada pembentukan tim percepatan pemasangan fender, karena perusahaan bertanggung jawab dan
bersedia mengganti pembangunan fender-nya. Untuk lebih jelasnya di Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN),” tambah Irhamsyah.

Meskipun Jembatan Mahakam I Samarinda dinyatakan masih aman untuk dilalui, Irhamsyah menegaskan berdasarkan hasil uji investigasi, berat maksimal kendaraan yang dapat melintas di atas jembatan maksimal hanya 8 ton.

“Kalau dari sisi keamananannya jembatan itu masih aman, meskipun bebannya tidak bisa 100 persen lagi. Dari kondisi yang ada itu hanya 50-70 persen kondisi beban yang melintas di atas jembatan,” demikian Irhamsyah.

Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi

Tag: