Penyalur BBM Satu Harga Tahun 2024 Telah Menjangkau 583 Lokasi di Indonesia

aa
Layanan BBM Satu harga di Long Bagun, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. (Foto Kemnterian ESDM)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Akumulasi lifting migas pada tahun 2024 sebesar 1.606,4 mboepd, dengan lifting minyak bumi 579,7 mbopd dan gas bumi sebesar 5.481 mmscfd (setara 978,8 mboepd). Hal ini sebanding dengan perluasan akses energi bagi masyarakat di dalam negeri.

Program BBM Satu Harga yang dampaknya langsung dirasakan masyarakat untuk mendapatkan kemudahan dalam mengkases energi, Kementerian ESDM mencatat pada tahun 2024 penyalur BBM Satu harga telah menjangkau 583 lokasi di Indonesia.

Demikian Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, ketika menyampaikan pernyataan pers berkaitan dengan capaian kinerja tahun 2024 sektor ESDM, Senin (3/2).

Dari total 583 titik yang tersebar di wilayah Indonesia untuk BBM Satu Harga, Maluku dan Papua itu 208 titik, supaya mereka merasakan juga kemerdekaan bangsa. Kemudian Sulawesi 60 titik.

Selanjutnya, Kalimantan 119 titik, Sumatera 89 titik, Jawa & Madura 3 titik, Bali 2 titik, dan Nusa Tenggara 102 titik. Artinya, 99% dari total 583 titik yang tersebar di Indonesia, itu di luar Pulau Jawa supaya membangun Indonesia ini Indonesia sentris.

Tak hanya itu, pemanfaatan gas bumi nasional pada tahun 2024 sebesar 5.786 BBTUD, porsi untuk kebutuhan domestik mencapai 67% atau sebesar 3.881 BBTUD, dan sisanya untuk kebutuhan ekspor 33% atau 1.905 BBTUD.

“Pemanfaatan domestik kita, ini untuk listrik 19% (707 BBTUD), pupuk 19% (690 BBTUD), industri 40% (1.473 BBTUD), gas kota 1% (15,48 BBTUD), kemudian untuk LPG domestik 2% (77 BBTUD) dan domestik LNG sebesar 19% (695 BBTUD). Jadi ini total akumulasi produksi gas kita, 67% untuk konsumsi domestik dan 33% ekspor. Ke depan, kita lagi menghitung Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang baru yang akan memproduksi, kami akan memprioritaskan untuk kebutuhan domestik dengan memperhatikan kontrak jangka panjang juga,” ungkap Bahlil.

Produksi batubara 836 juta ton

Bahlil juga menerangkan, di sisi lain, peruntukan Domestic Market Obligation (DMO) sebesar 233 juta ton pada tahun 2024 mengalami kenaikan dari tahun 2023 sebelumnya, yaitu 213 juta ton. Sementara produksi batubara nasional mencapai 836 juta ton pada tahun 2024 atau 117% dari target produksi yang dipatok, yakni sebesar 710 juta ton. Dari produksi tahun 2024 tersebut diekspor sebesar 555 juta ton dan stok sebesar 48 juta ton.

“Pada tahun 2024 kita mengekspor 555 juta ton batubara, sekedar informasi total pemakaian batubara dunia itu sekitar 8-8,5 miliar ton, tapi yang beredar di pasar batubara itu sekitar 1,25-1,5 miliar ton. Kita menyuplai kurang lebih sekitar 555 juta ton, itu sama dengan 30-35% dari konsumsi dunia. Jadi batubara kita itu sangat betul-betul berdampak sistemik masif dan terstruktur, kalau kita membuat kebijakan untuk terjadi pengetatan ekspor,” tegas Bahlil.

Selain itu, kapasitas terpasang pembangkit nasional pada tahun 2024 mencapai 101 Giga Watt (GW), dengan pembagian pembangkit energi fosil sebesar 86 GW atau 85%, dan pembangkit berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 15,1 GW atau 15%.

Untuk konsumsi listrik perkapita, pada tahun 2024 target yang dipatok dapat terpenuhi sesuai dengan realisasi, yakni sebesar 1.411 kWh/kapita. Sementara untuk tahun target tahun 2025, dicanangkan konsumsi listrik perkapita sebesar 1.439 kWh/kapita.

“Dari tahun 2019, konsumsi listrik kita naik terus, 1.084 kWh/kapita kemudian 2020 menjadi 1.089 kWh/kapita, kemudian terjadi lonjakan dari 2022 ke 2023 dari 1.173 kWh/kapita ke 1.337 kWh/kapita, kalau tahun 2021 itu terjadi defisit konsumsi listrik kita, karena waktu itu terjadi over supply antara listrik yang ada di PLN dan permintaan, tapi sekarang sudah balance,” jelas Menteri ESDM

Sumber: Biro KLIK Kementerian ESDM | Editor: Intoniswan

Tag: