Per Maret 2023 Ditemukan 73 Kasus DBD, Tertinggi Bontang Utara

Kepala Bidang Pencegahan Penanggulangan Penyakit Menular Dinkes Bontang, Muhammad Ramzi. (Foto Dahlia/Niaga.Asia)

BONTANG.NIAGA.ASIA – Demam berdarah dengue (DBD) terus menghantui masyarakat kota Bontang.Dari data yang dimiliki Dinas Kesehatan, sejak Januari hingga Maret 2023 terdapat 74 kasus DBD di Bontang.

Kepala Bidang Pencegahan Penanggulangan Penyakit Menular, Muhammad Ramzi mengatakan kasus DBD ini tetap ada tiap tahunnya pasalnya Bontang merupakan daerah endemis. Ditambah lagi dengan musim penghujan yang berpengaruh pada cepatnya penetasan jentik-jentik baik di dalam maupun di luar rumah ketika terkena air hujan.

“Jadi tiap kelurahan itu merupakan daerah endemis artinya tidak bisa dipungkiri bahwa akan selalu ada kasus DBD,” ungkapnya kepada redaksi, Senin (20/3/2023).

Untuk saat ini, kasus DBD terbanyak berada di Kecamatan Bontang Utara sebanyak 74 kasus, menyusul Bontang Barat 21 kasus dan terkahir Bontang Selatan 14 kasus.

Tahun 2022 di periode yang sama terdapat 105 kasus. Artinya, tidak ada peningkatan kasus DBD pada 2023.

“Kalau tahun lalu itu lebih banyak dan tertinggi di Kecamatan Bontang Selatan,” ucapnya.

Ditambhakan Ramzi, guna menekan angka penyebaran DBD diperlukan kesadaran masyarakat, untuk menjaga kebersihan dengan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan menggalakkan gerakan 3M plus untuk memutus mata rantai penyebaran nyamuk aedes aegypti.

“Kami terus memberikan sosialisasi kepada masyarakat supaya bisa lebih menjaga kebersihan rumah dan lingkungan untuk mencegah perkembangbiakan jentik-hentik nyamjk aedes aegypti,” tandasnya.

Diketahui, endemis adalah keadaan dimana kemunculan suatu penyakit yang konstan atau penyakit tersebut biasa ada pada suatu populasi dalam suatu area geografis tertentu. Indonesia sebagai negara beriklim tropis dihadapkan dengan beberapa penyakit endemik, seperti DBD, malaria, hingga tuberkulosis.

Penulis: Kontributor Niaga Asia, Dahlia | Editor: Intoniswan | Advetorial

Tag: