Perbaiki Sejumlah Peraturan, Pemerintah Permudah dan Perlancar Ekspor

Menteri  Perdagangan  Zulkifli  Hasan.

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Menteri  Perdagangan  Zulkifli  Hasan  menyampaikan,  pemerintah mendukung para pelaku usaha dan eksportir untuk memanfaatkan kemudahan ekspor yang telah disiapkan pemerintah. Ia berharap upaya pemerintah merevisi sejumlah peraturan di bidang ekspor dapat mendorong kinerja ekspor dan memperlancar arus ekspor.

Hal tersebut disampaikan Mendag Zulkifli Hasan dalam “Sosialisasi Kebijakan Perdagangan Luar Negeri di Bidang Ekspor” hari ini, Kamis (31/8) di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta. Turut hadir  mendampingi  yaitu  Dirjen  Perdagangan  Luar  Negeri  Kemendag  Budi  Santoso.

Sosialisasi  ini digelar   secara   hibrida   dengan   peserta   dari   kalangan   eksportir,   asosiasi,   surveyor,   hingga kementerian dan lembaga terkait.

“Kalau ekspor itu jangan sampai ada kesulitan. Justru kalau ada kesulitan, kita bantu pelaku usaha agar cepat terselesaikan. Semua negara melakukan itu. Justru ekspor dipermudah. Kita juga atur komoditas-komoditas yang harus diekspor dalam keadaan jadikarena berikan nilai tambah untuk kita,” kata Mendag Zulkifli Hasan.

Mendag  Zulkifli  Hasan  juga  meyakini,  penataan  tata  niaga  yang  baik  di  dalam  negeri  dapat berkontribusi mendorong kinerja ekspor Indonesia. Untuk itu, ia mengatakan agar pemerintah dan pengusaha bekerja sebagai tim dalam mewujudkan peningkatan kinerja ekspor.

“Eksportir adalah tulang punggung pemerintah saat ini. Eksportir harus betul-betul kita perhatikan. Kalau  kita  ingin  Indonesia  menjadi  negara  maju  tahun  2045,  kuncinya  adalah  kita  harus  kuasai pasar dunia,” kata Mendag Zulkifli Hasan.

Dalam  kegiatan  tersebut,  Kemendag  menyosialisasikan  dua  Peraturan  Menteri  Perdagangan (Permendag)  di  bidang  ekspor,  yaitu  Permendag  Nomor  22  Tahun  2023  tentang  Barang  Dilarang untuk Diekspor dan Permendag Nomor 23 Tahun 2023 tentang Kebijakan dan Pengaturan Ekspor.

Menurut Mendag Zulkifli Hasan, Kemendag berupaya terus mendorong kinerja ekspor dengan cara memberikan kemudahan dan kepastian hukum bagi pelaku usaha.

“Kedua  Permendag  ini  disusun  dengan  semangat   kepastian   berusaha   dan   penyederhanaan pengurusan  perizinan  berusaha  di  bidang  ekspor.  Namun  demikian,  kebijakan  dan  pengaturan  di bidang  ekspor  ini  akan  senantiasa  kami  reviu  dan  evaluasi  agar  tetap  sejalan  dengan  semangat peningkatan ekspor,” kata Mendag Zulkifli Hasan.

Permendag  Nomor  22  Tahun  2023  dan  Permendag  Nomor  23  Tahun  2023  berlaku  mulai 19  Juli  2023.  Permendag  Nomor  22  mencabut  Permendag  Nomor  18  Tahun  2021  tentang  Barang Dilarang Ekspor  dan  Barang  Dilarang  Impor. Sementara  itu,  Permendag  Nomor  23  Tahun  2023  mencabut  Permendag  Permendag  Nomor  19  Tahun  2021  tentang  Kebijakan  dan  Pengaturan Ekspor.

Terdapat  beberapa perubahan   yang   diatur dalam   Permendag   23   Tahun  2023.   Antara   lain, penyederhanaan  persyaratan  ekspor  untuk  mendapatkan  perizinan  ekspor  berupa  Eksportir Terdaftar  Sarang  Burung  Walet  (ET  SBW).  Untuk  komoditas  tersebut,  persyaratannya  menjadi hanya  Surat  Pernyataan  Mandiri  (SPM).  Sebelumnya,  persyaratan  karantina  wajib  dilakukan sebelum  ekspor.   Saat   ini,   karantinahanya   harus   dipenuhi   jika   dipersyaratkan   oleh  negara pengimpor.

Perubahan  berikutnya  adalah penyesuaian  batas  waktu  beberapa  produk  pertambangan  hasil pengolahan  dan/atau  pemurnian  berupa  tembaga,  besi  laterit,  timbal,  seng, dan  lumpur  anoda yang semula dapat diekspor sampai 10 Juni 2023, disesuaikan menjadi dapat diekspor sampai 31 Mei 2024.

Perubahan  selanjutnya  adalah  perpanjangan  relaksasi  ekspor  luas  penampang  beberapa  produk industri kehutanan/kayu menjadi 15.000 mm2mulai 1 Agustus 2023 sampai 31 Juli 2024, dan akan kembali  ke  luas  penampang  sebesar  10.000  mm2  pada  1  Agustus  2024.  Terkait  kebijakan  ini, Kemendag  akan  mendorong perwakilan perdagangan  di  luar  negeri  agar  dapat  memanfaatkan kebijakan ini sehingga menarik para pembeli baru.

Kemudian,  terdapat penyesuaian  beberapa  produk  pertambangan dari  mineral  logam  menjadi nonlogam yaitu  rutil  dan  ilmenite.  Sehingga,  komoditas tersebut  dapat  diekspor  kembali  dengan melakukan penyesuaian terhadap kementerian pembina komoditasterkait.

Perubahan  berikutnya  adalah  masker dan produk masker  yang  sebelumnya  diatur  ekspor  karena pandemi  Covid-19,  saat  ini  menjadi  barang  bebas  ekspor  dan  tidak  lagi  memerlukan  Perizinan Berusaha dari Kemendag.

Perubahan selanjutnya adalah penyesuaian sebagaimana hasil evaluasi Kementerian Perdagangan, yaitupenyesuaian lampiran Pos Tarif/HS dan Uraian  Barang dari Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) Tahun 2017 ke BTKI Tahun2022sebagai tindak lanjut konvensi World Customs Organization (WCO)  serta hal-hal lainnya berdasarkan  masukan  kementerian,  lembaga, dan para  pemangku kepentingan.

Dirjen  Perdagangan  Luar  Negeri  Budi  Santoso  juga  menyampaikan,  perubahan  pada  kedua Permendag  tersebut  diharapkan  dapat  memberi  kepastian  hukum  dan  kepastian  berusaha  bagi pelaku usaha. Kemendag senantiasa terus mendorong kemudahan dalam implementasi ekspor.

“Kami  yakin  kebijakan  yang  baru  akan  berpotensi  meningkatkan  ekspor  Indonesia.  Dalam kesempatan ini, saya mengajak Bapak dan Ibu untuk dapat melaksanakan aturan tersebut dengansebaik-baiknya. Sehingga, kami harap segala sesuatunya dapat berjalan dengan baik,” tutur Budi.

Budi menambahkan, meski terdapat sejumlah perubahan atas persyaratan dan ketentuan ekspor, dilakukan juga penyesuaian atas sistem dan perizinan-perizinan yang telah diterbitkan sebelumnya. Budi meyakini perubahan tidak menimbulkan hambatan dalam pelaksanaan ekspor.

Permendag Nomor 22 Tahun 2023 dapat diunduh melalui tautan

https://jdih.kemendag.go.id/peraturan/detail/2879/1

Permendag Nomor 23 Tahun 2023 dapat diunduh melalui tautan https://jdih.kemendag.go.id/peraturan/detail/2880/1

Sosialisasi dapat disaksikan kembali melalui tautan

https://www.youtube.com/live/Keb3jXwgX9U?si=E_wdWog4HIw7E8ja

Sumber: Siaran Pers Kementerian Perdagangan | Editor: Intoniswan

Tag: