Pertamina Uji Coba Beli Solar Subsidi Pakai QR Code di Samarinda dan Balikpapan 28 Maret

Pengemudi kendaraan menunjukkan QR Code pada Ponsel untuk pembelian solar subsidi di SPBU. Uji coba di Kalimantan Timur menggunakan QR Code akan diberlakukan mulai 28 Maret 2023 (handout/Pertamina Patra Niaga Kalimantan)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan menjadwalkan uji coba subsidi tepat pembelian solar subsidi di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kalimantan Timur, menggunakan QR Code mulai 28 Maret 2023.

Uji coba itu sebelumnya sejak 8 Maret 2023 diberlakukan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Di Kalimantan Timur, uji coba itu terutama diterapkan di kota Balikpapan dan Samarinda.

“Kenapa baru produk solar subsidi? Karena untuk Pertalite masih menunggu revisi Perpres oleh Presiden. Jadi nanti kalau Perpres sudah selesai direvisi, tentunya akan kita jalankan sesuai hasil revisi Perpres itu,” kata Arya Yusa Dwicandra, Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Kalimantan, dalam penjelasan resmi di Samarinda, Kamis 2 Maret 2023.

Program subsidi tepat untuk solar subsidi sejatinya sudah berjalan sejak tahun 2017, mengacu aturan yang dikeluarkan Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas.

Hanya saja karena belum ada mekanisme baku di lapangan, penggunaan fuel card di lapangan yang berjalan sejak tahun lalu ternyata juga belum maksimal. Sehingga nantinya penggunaan fuel card juga akan disinkronisasikan bersama dengan QR Code.

“Jadi bagi yang sudah punya QR Code terutama konsumen yang menggunakan produk solar subsidi, itu diharapkan nanti jika sudah berjalan uji coba 28 Maret, akan menggunakan QR Code tersebut,” ujar Arya Yusa Dwicandra.

“Jadi ini namanya uji coba fuel cyle, di mana sudah diterapkan secara sistem maupun penerapannya di lapangan. Nanti jika berjalan lancar, akan kita implementasikan secara penuh,” Arya Yusa Dwicandra menambahkan.

Mekanisme Penggunaan QR Code

Arya Yusa Dwicandra mengungkap cara pembelian solar subsidi enggunakan QR Code. Nanti, setelah pendaftaran di alamat website subsiditepat.mypertamina.id konsumen yang berhak mendapatkan solar subsidi akan mendapatkan QR Code.

“Di mana QR Code itu akan di-scan oleh operator SPBU, disesuaikan pelat nomor kendaraan dan foto kendaraan. Setelah disetujui atau sesuai QR Code, baru nanti konsumen boleh menggunakan atau mengisi solar subsidi,” Arya Yusa Dwicandra menerangkan.

Petugas SPBU akan melakukan scanning QR Code sebelum melakukan pengisian Solar Subsidi agar benar-benar tepat sasaran. Hasil scan juga akan sinkron dengan data pada kartu bahan bakar atau fuel card (handout/Pertamina Patra Niaga Kalimantan)

“Kalau belum punya QR Code, dalam masa uji coba ini boleh tetap mengisi, hanya saja dibatasi maksimal 20 liter per hari. Kalau memiliki QR Code, mengikuti aturan BPH Migas sampai 200 liter per hari tergantung jenis kendaraan,” kata Arya Yusa Dwicandra.

Pertamina Patra Niaga memastikan beberapa hari menjelang implementasi uji coba menggunakan QR Code pada 28 Maret 2023, akan melakukan simulasi di dua kota Balikpapan dan Samarinda.

“Kita berharap ini untuk mengurangi penyelewengan-penyelewengan solar subsidi di lapangan. Kami membutuhkan bantuan semua pihak untuk sama-sama mengawasinya. Jika ternyata masih ada, bisa kita impelementasikan atau terapkan lebih lanjut,” Arya Yusa Dwicandra menjelaskan.

Kendaraan Khusus Angkutan Hingga Ambulans

Di tengah masyarakat juga terdapat pengoperasian kendaraan angkutan umum hingga ambulans. Pertamina Patra Niaga berharap kendaraan-kendaraan itu tetap mengikuti mekanisme pendaftaran.

“Sesuai aturan BPH Migas, sebenarnya ada pengecualian di beberapa kendaraan. Kami berharap kendaraan tersebut tetap melakukan pendaftaran dengan maksud untuk meng-input data-data dari kendaraan yang digunakan,” ujar Arya Yusa Dwicandra.

“Bukannya kita tidak ingin ada yang terjadi di lapangan ya. Tapi terkadang ada bentuknya (kendaraan) apa, ternyata berbeda. Ini yang kita kita hindari,” Arya Yusa Dwicandra menambahkan.

Pertamina berharap kendaraan-kendaraan khusus atau kategori pengecualian itu tetap mengisi pendaftaran.

“Jadi kalau bisa mereka tetap mengisi pendaftaran, untuk mendapatkan QR Code. Kalau misal peruntukan kendaraan umum atau khusus, pasti akan terlihat data-data tersebut. Data kami tersinkronkan dengan perhubungan dengan kepolisian,” jelas Arya Yusa Dwicandra.

Program subsidi tepat penggunaan QR Code untuk solar subsidi ini sudah berjalan di beberapa daerah di Sumatera dan Jawa. Penerapan di Kalimantan, khususnya Kalimantan Timur dimulai 28 Maret 2023 terutama di kedua kota Balikpapan dan Samarinda.

“Kalau diterapkan di Kaltim, kita akan lihat bagaimana ke depannya. Jadi, kalau tidak memiliki QR Code maksimal mendapatkan 20 liter solar subsidi per hari. Dan kalau memiliki QR Code, mengikuti aturan BPH Migas bisa sampai 200 liter per hari tergantung jenis kendaraannya,” demikian Arya Yusa Dwicandra menegaskan lagi.

Penulis : Saud Rosadi | Editor : Saud Rosadi

 

Tag: