Pertemuan Ketiga TIWG G20 India, Perkuat Kerja Sama Perdagangan dan Investasi

Pertemuan Ketiga Kelompok Kerja Perdagangan dan Investasi (Trade and Investment Working Group/TIWG) G20 India 2023.

KEVADIA.NIAGA.ASIA – Kementerian  Perdagangan  berpartisipasi  dalam  rangkaian  Pertemuan  Ketiga Kelompok  Kerja  Perdagangan  dan  Investasi  (Trade  and  Investment  Working  Group/TIWG)  G20  India 2023. Pertemuan tersebut berlangsung di Kevadia, India pada 10–12 Juli 2023.

Pertemuan ketiga TIWG tersebut membahas dokumen pendukung Kesepakatan Tingkat Menteri. Indonesia mengapresiasi inisiasi Presidensi G20 India dalam menyusun  dokumen  pendukung  yang dapat  digunakan  sebagai  referensi  penyusunan  kebiijakan  oleh  negara  anggota  G20.

“Indonesia mengharapkan  seluruh  dokumen  pendukung  Kesepakatan  Tingkat  Menteri  Pertemuan  G20  TIWG Presidensi India 2023 dapat memperkuat kerja sama G20 dalam bidang perdagangan dan investasi,” kata  Dirjen  Perundingan  Perdagangan  Internasional  Kemendag  Djatmiko  Bris  Witjaksono  secara terpisah.

Pada  pertemuan  tersebut,  Delegasi  Indonesia  dipimpin  Direktur  Perundingan  Antar  Kawasan  dan Organisasi  Internasional  Kemendag  Reza  Pahlevi  Chairul  bersama  Direktur  Kerja  Sama  Regional  dan Multilateral Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal Fajar Usman.

“Pertemuan  ketiga  TIWG  merupakan  momen  penting  dalam  menentukan  capaian  dari  Pertemuan Tingkat  Menteri  Bidang  Perdagangan  dan  Investasi  bulan  Agustus  mendatang. Negara  anggota  G20 diharapkan  memperkuat  kerja  sama  dalam  perdagangan  dan  investasi  sebagai  landasan  dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” ungkap Reza.

Ia juga mengatakan, keberlanjutan capaian agenda prioritas pada setiap Presidensi G20 merupakan hal penting  yang  menjadi  perhatian  utama  forum  G20.

“Untuk itu, perlu komitmen  jangka  panjang  dari negara anggota dalam memonitordan mengevaluasi kontinuitas capaian-capaian G20,” kata Reza.

Pada   pertemuan   ketiga   TIWG,   Presidensi   G20   India   mengusulkan limadokumen   pendukung kesepakatan   tingkat menteri.   Dokumen   tersebut mencakup   kumpulan   praktik   terbaik   Mutual Recognition  Agreements  (MRAs)  sektor  jasa,  kerangka  pemetaan  rantai  nilai  global,  portal  informasi untuk usaha  mikro,  kecil,  dan  menengah(UMKM),  penyusunan  prinsip-prinsip  digitalisasi  dokumen perdagangan, dan inisiatif dialog kebijakan antaranggota G20.

Reza  menjelaskan, Indonesia  memandang  usulan  Presidensi  India  berkaitan  erat  dengan  capaian penting  Presidensi  G20  Indonesia  tahun  2022  lalu.  Terutama,  terkait capaian  yang  mendukung kepentingan   negara   berkembang   untuk   dapat   terintegrasi   lebih   dan   mengambil   manfaat   dari perdagangan global.  Inisiatif  penguatan  rantai  nilai  global  beserta  peningkatan  akses  informasi  bagi UMKM merupakan duausulan yang dipandang dapat merefleksikankepentingan negara berkembang.

Sementara itu, terkait dengan kerangka pemetaan rantai nilai global, Reza menyampaikan,penyusunan kerangka kerja tersebut dipandang dapat berguna sebagai referensi sukarela bagi pemangku kebijakan dalam menyusun strategi untuk membangunketahanan rantai nilai global.

“Indonesia menekankan pentingnya mendorong partisipasi negara berkembang dan UMKM  dalam rantai nilai global serta peningkatan kapasitas negara berkembang dalam menciptakan nilai tambah. Pada  akhirnya, akan  berkontribusi  signifikan  terhadap  ketahananrantai  nilai  global,  penciptaan lapangan kerja, pengentasan kemiskinan, dan pertumbuhan ekonomi,” kata Reza.

Reza juga  menyampaikan,Indonesia  secara  umum  mengapresiasi  inisiatif  Presidensi  India  untuk memperluas  akses  informasi  UMKM.  Langkah  tersebut  akan  ditempuhmelalui  penyediaan  portal informasi  bagi  UMKM  dengan  mempertimbangkan perbedaan  kapasitas maupun  perbedaan  regulasi manajemen data di setiap negara anggota.

“Negara  anggota  G20 melihat  bahwa peningkatan  akses  informasi  bagi  UMKM  dapat  dilakukan dengan mendorong intensifikasi dan peningkatan utilisasi platform informasi perdagangan yang telah ada tanpa harus membentuk portal informasi baru,” ungkap Reza.

Pada  inisiatif  penyusunan  prinsip  digitalisasi  dokumen  perdagangan,  Presidensi  India  mengusulkan prinsip-prinsip   yang   dapat   menjadi   referensi   bagi   negara   anggota   dalam   memodernisasi   dan menyederhanakan   proses   pertukaran   dokumen   perdagangan   melalui   adopsi   teknologi   digital.

Presidensi  India  menekankan  proses  ini  harus  dijalankan dengan  mengedepankanprinsip  netralitas, keamanan dan privasidata, sukarela, serta kolaborasi.

“Indonesia  berpandangan, prinsip-prinsip   digitalisasi   dokumen   perdagangan   bermanfaat   dalam meningkatkan  efisiensi  perdagangan  serta  menciptakan  ekosistem  logistik  internasional  yangadil, transparan,   dan   inklusif.   Hal   itu   dapat   terwujud sepanjang   dilakukan   dengan   sukarela sertamemperhatikan kapasitas dan regulasi masing-masing negara,”pungkas Reza.

Pertemuan Ketiga G20 TIWG India dihadiri seluruh perwakilan negara anggota G20, negara undangan yakni Mesir, Bangladesh, Uni Emirat Arab, Mauritius, Belanda, Oman, Singapura, Spanyol, dan Komoro.

Turut hadir perwakilan organisasi internasional seperti Organisasi Perdagangan Dunia, Dana Moneter Internasional,International Trade Center (ITC) , Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), dan Bank Dunia.Tema yang diangkat pada Presidensi G20 India 2023 adalah “One Earth, One Family, One Future”.

Tema ini mengandung ajakan kepada anggota G20 untuk berjuang bagi pertumbuhan yang adil dan merata bagi  semua  orang  di  dunia, terutama  di  masa-masa  yang  penuh  tantangan ini, secara  berkelanjutan, holistik, dan inklusif

Sumber: Siaran Pers Kementerian Perdagangan | Editor: Intoniswan

Tag: