Pertumbuhan Ekonomi Kaltim 2025 Diprakirakan pada Kisaran 5,40 – 6,20% 

Kepala Perwakilan  Bank Indonesia Provinsi Kaltim, Budi Widihartanto bersama kedua deputinya Bayuadi Hardiyanto dan Agus Taufik, dalam acara temu media, Kamis malam (6/3/2025). (Foto Intoniswan/Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Dihadapkan pada berbagai tantangan divergensi ekonomi global yang berlanjut, serta dinamika perkembangan di domestik, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada 2025 diprakirakan tumbuh pada kisaran 5,40 – 6,20% (yoy).

Faktor penahan pertumbuhan ekonomi tersebut utamanya dipengaruhi oleh LU pertambangan, khususnya permintaan batu bara yang  relatif stagnan, serta kinerja LU kontruksi cenderung melambat seiring termoderasinya proyek konstruksi, terutama proyek pemerintah dan IKN.

Demikian disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim, Budi Widihartanto dalam laporan Perekonomian Provinsi Kaltim 2025, yang dilansir 7 Maret lalu.

Meskipun demikian, lanjut Budi, lapangan usaha (LU) industri pengolahan diprakirakan akan membaik seiring mulai beroperasinya sejumlah proyek manufaktur dan semakin ekspansifnya industri CPO.

“Di sisi lain, inflasi tahunan Kaltim di tahun 2025 diprakirakan masih berada dalam koridor target dikisaran 2,5±1% (yoy) seiring dengan upaya pengendalian inflasi yang tetap konsisten dan intensif untuk mencapai stabilitas harga komoditas utama di Kaltim.”

Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Sedangkan sepanjang tahun 2024, lanjut Budi, Sejalan dengan kinerja ekonomi yang masih cukup tinggi, kondisi ketenagakerjaan dan kesejahteraan turut menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kinerja beberapa sektor utama seperti sektor konstruksi, sektor transportasi dan pergudangan, serta sektor industri pengolahan saat ini masih menjadi pendorong peningkatan penyerapan tenaga kerja yang lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Hal tersebut tercermin dari peningkatan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) serta penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).

“Sejalan dengan kondisi ketenagakerjaan yang membaik tersebut, kesejahteraan masyarakat juga lebih baik, terindikasi dari penurunan tingkat kemiskinan, penurunan ketimpangan pendapatan, serta kesejahteraan petani yang lebih baik,” demikian Budi.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan | Adv Diskominfo Kaltim

Tag: