Petani Rumput Laut di Nunukan Hadapi Tiga Masalah

Pekerja rumput laut Nunukan sedang mengikat bibit sebelum dibudidayakan di laut. (Foto : Istimewa/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Koordinator Aliansi Pembudidaya Rumput Laut (APRL) Kabupaten Nunukan, Sultan mengatakan, petani rumput menghadapi tiga masalah. Pertama, anjloknya harga sepanjang tahun 2024. Kedua, maraknya pencurian rumput laut di perairan Nunukan dan Nunukan, dan ketiga, tidak jelasnya zona budidaya rumput laut dengan zona nelayan menangkap ikan.

“Sudah harga jatuh rumput laut anjlok ke Rp7000/kg, banyak lagi pencurian rumput laut. Hampir tiap minggu petani kehilangan rumput laut. Kemudian dengan nelayan juga ada masalah sebab, sering tali rumput laut diputus nelayan saat menangkap ikan,” kata Sultan pada Niaga.Asia, Rabu (26/06/2024).

Menurut Sultan, sudah beberapa kali petani melaporkan kehilangan rumput laut ke aparat keamanan dan penagak hukum, namun tidak ada tindak lanjutnya.

“Akhirnya, tingkat pencurian terus meningkat setiap minggu,” ujarnya.

Seharusnya, kata Sultan lagi, Pemerintah Nunukan menganggarkan dana untuk patroli keamanan laut, sehingga pencuri tidak lagi berani mengambil rumput laut petani.

“Masa tidak ada tindakan atas pencurian rumput laut. Kami sangat kecewa dengan pemerintah yang tidak peduli dengan nasib petani rumput laut,” ujarnya.

Tentang anjloknya harga rumput laut, Sultan menyebut, penyebabnya antara lain, karena pemerintah daerah tidak mampu membereskan tata niaga rumput laut di Nunukan. Harga jual rumput laut yang anjlok, secara perlahan akan menghancurkan budidaya rumput laut, karena tidak menutup biaya produksi.

“Harga turun terlalu jauh dari Rp 42 ribu per kilogram tahun 2023, sekarang anjlok di harga Rp 7.000 per kilogram. Ini bukti tidak adanya tata niaga perdagangan di Nunukan,” ungkapnya.

Menurut Sultan, harga ekonomis yang paling ideal untuk rumput laut di kisaran Rp 15.000 per kilogram kering. Jika harga dibawah Rp15.000, petani rumput laut kesulitan membayar upah buruh, membeli bibit, BBM, dan lainnya. Tidak sedikit petani rumput laut gantung tali lantaran harga semakin turunnya harga.

Petani rumput laut juga menghadapi masalah tidak jelasnya zona budidaya budidaya rumput laut dengan zona usaha perikanan.

“Banyak tali rumput laut dipotong nelayan pukat, konflik ini harus diselesaikan pemerintah,” tutupnya.

Penulis: Budi Anshori | Editor: Intoniswan

Tag: