PIP Sudah Salurkan Pinjaman Ultra Mikro Rp40,94 Triliun

Kick Off Program Training of Trainers (ToT) Pendamping pembiayaan Ultra Mikro (UMi) di Bandung, Jawa Barat, hari ini Kamis (25/07). (Foto Kemenkeu/Niaga.Asia)

BANDUNG.NIAGA.ASIA – Direktur Utama Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Ismed Saputra mengatakan bahwa akumulasi pinjaman UMi (Ultra Mikro) yang telah disalurkan selama tujuh tahun terakhir telah mencapai Rp40,94 triliun hingga 22 Juli 2024.

“PIP menyalurkan pembiayaan, baik kepada nasabah dalam kelompok maupun individu yang skala usahanya masih sangat kecil dengan melibatkan 87 penyalur lembaga keuangan bukan bank (LKBB) dan menjangkau 510 kabupaten dan kota di Indonesia,” ungkap Ismed pada acara Kick Off Program Training of Trainers (ToT) Pendamping pembiayaan Ultra Mikro (UMi) di Bandung, Jawa Barat, hari ini Kamis (25/07).

Direktur Utama PIP Ismed Saputra membuka acara tersebut didampingi oleh Kepala Kantor Perwakilan Direktorat Jenderal Perbendahaaran Provinsi Jawa Barat Teguh Dwi Nugroho, Dekan Fakultas Teknologi Ilmu Pertanian Universitas Padjadjaran Sarifah Nurjanah, dan Direktur Kerja Sama, Pendanaan, dan Pembiayaan PIP Muhammad Yusuf.

Menurut Ismed, tidak hanya menyalurkan pembiayaan UMi, PIP juga menyediakan layanan pembinaan dan pendampingan bagi debitur melalui pelatihan manajemen hingga dukungan pemasaran produk.

“Kebijakan ini untuk memastikan pinjaman yang diberikan tepat guna dan memberi manfaat mengangkat kelas debitur UMi menjadi lebih baik,” katanya.

Sebagai wujud pendampingan tersebut, Program ToT Pendamping 2024 dilaksanakan di 10 kabupaten/kota di Indonesia hasil kerja sama dengan Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran (Unpad).

Program ini bertujuan untuk menyeragamkan standar materi pelatihan, meningkatkan kompetensi pendamping, serta mendorong kualitas produk dan usaha pelaku UMi.

Program ToT Pendamping telah berhasil diujicobakan pada tahun 2022-2023 di 20 kabupaten/kota. Hasilnya, program tersebut memberikan dampak positif bagi lebih dari 900 pelaku usaha UMi dalam hal legalitas dan pemasaran daring.

Metode Project Based Learning (PBL) yang diterapkan oleh Inkubator Bisnis Unpad terbukti efektif meningkatkan kompetensi pendamping dalam berbagai aspek, termasuk SDM, kualitas produk, legalitas, dan pemasaran.

“Keberhasilan program ToT Pendamping mendorong kami untuk memperluas jangkauannya. Kami yakin, dengan menggandeng berbagai universitas dan lembaga inkubator, program ini dapat memberikan stimulasi inovasi dan menjangkau lebih banyak pelaku usaha UMi,” ujar Ismed.

Program ToT 
Program ToT Pendamping akan dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama berfokus pada pelatihan pendamping di 10 kabupaten/kota yang tersebar di seluruh Indonesia.

Delapan universitas dan lembaga inkubator terkemuka akan terlibat dalam pelatihan ini, di antaranya Universitas Padjajaran, Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh, Universitas Brawijaya, Universitas Sam Ratulangi, Universitas Syah Kuala, Universitas Hindu Indonesia, Universitas Negeri Sebelas Maret, dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Tahap kedua akan melibatkan pembentukan komunitas “Kedai UMi”. Komunitas ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi pelaku usaha UMi untuk saling berkolaborasi, berbagi pengetahuan, dan meningkatkan kualitas produk serta pemasaran.

Program ToT Pendamping diproyeksikan berlangsung selama lima bulan, dengan target pelatihan 55 pendamping dan implementasi kepada 110 pelaku usaha UMi. PIP berharap program ini dapat memberikan kontribusi signifikan dalam pemberdayaan dan pengembangan usaha UMi di Indonesia.

Sumber: Biro KLI Kementerian Keuangan | Editor: Intoniswan

Tag: