PKL di Samarinda Dilarang Berjualan di Trotoar per 17 Agustus, Nekat Diangkut Paksa

Kepala Satpol PP Kota Samarinda Anis Siswantini (niaga asia/Nur Asih Damayanti)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Samarinda mengeluarkan peringatan tegas kepada pedagang kaki lima (PKL). Mulai tanggal 17 Agustus 2024, mereka dilarang berjualan di bahu jalan atau di atas trotoar.

Kepala Satpol PP Samarinda Anis Siswantini mengatakan, apabila peringatan itu tidak diindahkan, maka tim Satpol PP Samarinda memastikan akan memberikan tindakan tegas.

“Apabila setelah tanggal 17 masih ada yang berjualan di pinggir jalan, akan kami angkut barang-barangnya,” kata Anis, dalam pernyataannya, Selasa 13 Agustus 2024.

Anis mengatakan, jajarannya sudah demikian gencar menyosialisasikan kepada para PKL di berbagai titik di Kota Samarinda berkaitan aturan itu. Namun imbauan tersebut menjadi kurang efektif

“Karena bagaimanapun PKL itu manusia bukan barang mati yang dipindahkan selesai. Ini manusia setelah dipindahkan ke sini, akan ke tempat lain lagi. Jadi kita harus semangat aja, karena memang seperti itu,” ujar Anis.

Selain itu, Anis mengakui bahwa penertiban PKL merupakan pekerjaan rumah (PR) yang cukup berat. Selain jumlahnya yang cukup banyak, para PKL juga seringkali melakukan perlawanan.

“Perlawanan itu biasa. Tidak ada yang tidak melawan. Tapi itu seninya, ada beberapa yang sudah kita tertibkan,” sebut Anis.

Penertiban PKL ini bertujuan menciptakan ketertiban umum dan keindahan kota. Terlebih kota Samarinda menjadi salah satu kota penyangga ibu kota nusantara (IKN).

“Dengan terpilihnya kota Samarinda menjadi kota penyangga IKN, dapat memberikan banyak dampak. Baik dampak positif maupun negatif,” ucap Anis.

Penertiban PKL ini nantinya akan difokuskan di beberapa titik strategis. Seperti kawasan depan SMP Negeri 2 Samarinda, Jalan KH Ahmad Dahlan Samarinda, dan jalan-jalan protokol lainnya yang menjadi lokasi berjualan para PKL secara massal.

“Memang kita tidak bisa langsung komprehensif (menyeluruh). Ke depannya kita harus pikirkan bagaimana caranya agar bisa tercover semua. Kalau langsung mungkin agak sulit, karena jumlah PKL ini banyak. Apalagi kalau malam, semua jualan di atas trotoar,” demikian Anis Siswantini.

Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi

Tag: