PMI Kini Lebih Leluasa Kirim Barang ke Indonesia

Mendag Zulkifli Hasan. (Foto Kemendag)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Menteri  Perdagangan  Zulkifli  Hasan  menegaskan, barang  kiriman  Pekerja Migran Indonesia (PMI) dibebaskan dari aturan tentang perizinan impor, sehingga barang kiriman PMI dapat  bebas  diterima keluarga  PMI  di  Indonesia  dengan  baik.

Permendag Nomor 36  Tahun  2023 tentang Kebijakan dan Ketentuan Impor segera direvisi untuk mengeluarkan lampiran III tentang barang kiriman PMI sebagaimana telah diubah dalam Permendag Nomor 3 Tahun 2024.

Selanjutnya, ketentuan impor  barang  kiriman  PMI  akan  mengikutiPeraturan  Menteri  Keuangan  (PMK)  No  141  Tahun  2023 tentang Ketentuan Impor Barang PMI yang salah satu isinya membebaskan bea masuk barang kiriman PMI.

Demikian penegasan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyusul keputusan hasil Rapat Koordinasi Terbatas  Tingkat  Menteri  Bidang  Perekonomian  yang  membahas  Peraturan  Menteri  Perdagangan tentang  Kebijakan  dan  Pengaturan  Impor.  Rapat  dilaksanakan  pada  Selasa,  (16/4),  di  Jakarta  dan dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

“Permendag Nomor 36 Tahun 2023 Jo. Permendag Nomor 3 Tahun 2024 tidak dicabut, tetapi akan direvisi. Salah satu poin revisinya adalah untuk mengeluarkan aturan terkait impor barang kiriman PMI dari kebijakan dan pengaturan impor di Permendag tersebut,” kata Mendag Zulkifli Hasan.

Hasil  Rapat  Koordinasi  Terbatas  Tingkat  Menteri  Bidang  Perekonomian  memutuskan  untuk  merevisi aturan   impor   barang   kiriman   PMI   dan   barang pribadi   penumpang,   serta   memutuskan   untuk mengevaluasi   aturan   pembatasan   impor   barang   dalam   Permendag   Nomor   36   Tahun   2023   Jo. Permendag Nomor 3 Tahun 2024.Mendag Zulkifli Hasan menjelaskan, impor barang kiriman PMI dibebaskan dari pemenuhan perizinan impor, tidak dibatasi jenis dan jumlah barangnya, serta dapat diimpor baik dalam keadaan baru maupun tidak  baru  (bekas).

“Ketentuan ini berlaku untuk barang kiriman PMI yang tidak termasuk kategori barang yang dilarang impor dan tidak termasuk kategori barang berbahaya,” ungkap Mendag Zulkifli Hasan.

Selain itu, lanjutnya, impor barang kiriman PMI mengacu kepada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor  141  tahun  2023  tentang  Ketentuan  Impor  Barang  Pekerja  Migran  Indonesia.  PMK  tersebut mengatur bahwa barang kiriman PMI yang tercatat pada Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) diberikan pembebasan bea masuk dengan ketentuan jumlah pengiriman paling banyak tiga kali dalam satu tahun kalender dan nilai pabean per pengiriman paling banyak Free on Board (FOB) sebesar USD  500, sehingga  total  dalam satu  tahun, pembebasan  bea  masuk  yang  dapat  diterima  oleh  PMI sebesar  USD  1.500.  Pelaksanaannya  dilakukan  Direktorat  Jenderal  Bea  dan  Cukai  Kementerian Keuangan.

Ketentuan selanjutnya dalam PMK tersebut, barang kiriman PMI selain yang tercatat pada BP2MI tetapi memiliki  kontrak  kerja  yang  telah  diverifikasi  oleh  perwakilan  Pemerintah  Republik  Indonesia  di  luar negeri  diberikan  pembebasan  bea  masuk.  Namun,  jumlah  pengiriman  diatur  paling  banyak  satu  kali dalam satu tahun kalender dan nilai pabean paling banyak FOB USD 500.

Revisi Permendag Nomor 36 Tahun 2023 Jo. Permendag Nomor 3 Tahun 2024 juga dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan barang kiriman PMI yang saat ini masih tertahan di pelabuhan Tanjung Perak,  Surabaya dan  Tanjung  Emas,  Semarang.

“Tertahannya  barang-barang  kiriman  tersebut karena sebagian  barang  tersebut  melebihi  batasan  jumlah  barang  yang  saat  ini  diatur  dalam  Permendag Nomor 36 Tahun 2023 Jo. Permendag Nomor 3 Tahun 2024,” imbuh Mendag Zulkifli Hasan.

Sumber: Siaran Pers Kementerian Perdagangan | Editor: Intoniswan

Tag: