JAKARTA.NIAGA.ASIA – Tiga subsektor industri pada Bulan Agustus 2024 mengalami kontraksi Indeks Kepercayaan Industri (IKI), yaitu Industri Tekstil, Industri Kertas dan Barang dari Kertas, dan Industri Pengolahan Lainnya.
Beberapa faktor negatif yang mempengaruhi IKI bulan Agustus ini antara lain pelemahan PMI (Purchasing Managers’ Index) negara mitra utama seperti China, Amerika Serikat dan India, dan kecenderungan kenaikan harga gas dunia pada Agustus 2024.
Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif, menjelaskan, subsektor Industri Tekstil dan Industri Kertas dan Barang dari Kertas terkontraksi akibat kalah bersaingnya harga produk dalam negeri dengan produk impor yang masuk.
Hal ini terkait dengan penurunan daya beli masyarakat yang mendorong untuk memilih konsumsi secara ekonomis. Beberapa skema kerja sama seperti Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) juga dinilai lebih menguntungkan produsen luar negeri.
Selanjutnya, subsektor Industri Pengolahan Lainnya terkontraksi akibat penurunan pesanan pada produk alat musik, bulu mata palsu, rambut palsu, ubin keramik, kuas, connector pen, dan korek api gas.
Lebih lanjut Febri menjelaskan, terjadi perlambatan ekspansi Industri Minuman akibat isu rencana pemberlakuan cukai untuk minuman berpemanis dalam kemasan.
“Sedangkan untuk Industri Elektronika, dan kosmetik perlambatan tampak dari rendahnya utilisasinya akibat maraknya produk impor yang beredar di pasar domestik,” ungkap Febri.
PMI negara mitra melemah
Menurut Febri, beberapa faktor negatif yang mempengaruhi IKI bulan Agustus ini antara lain pelemahan PMI (Purchasing Managers’ Index) negara mitra utama seperti China, Amerika Serikat dan India, kecenderungan kenaikan harga gas dunia pada Agustus 2024.
Selain itu adanya penurunan Indeks Penjualan Riil Juli 2024, kemungkinan penurunan pengadaan barang jasa pemerintah, serta kondisi China yang dihadapkan pada peningkatan tingkat pengangguran, risiko disinflasi, dan sektor properti yang melemah.
Namun demikian, tenaga ahli IKI menyampaikan beberapa faktor yang memberikan angin segar untuk mempertahankan IKI di bulan Agustus, seperti menurunnya tren inflasi, kenaikan PMI Jepang, mulai tingginya capital inflow, harapan menurunnya suku bunga The Fed, kenaikan ekspor sektor industri di bulan Juli 2024.
Kemudian, sedikit kenaikan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Bulan Juli, pertumbuhan positif realisasi investasi di semester 1 tahun 2024 sebesar 22,3% (yoy), dampak musiman perayaan HUT Kemerdekaan RI di Agustus, dampak ekonomi dari persiapan Pilkada serentak, kenaikan Indeks Harga Saham Manufaktur untuk Sektor Industri, serta penurunan tarif kontainer shipping global.
Kondisi di atas tercermin pada persepsi kegiatan usaha Agustus yang meningkat 4,1% menjadi 34,8%. Persentase responden menjawab meningkat dan stabil sebesar 79,1% (bulan sebelumnya 76,6%) dan tertinggi sejak IKI dirilis.
Persentase responden yang menjawab usahanya menurun sebesar 20,9% pada Agustus 2024. Angka tersebut terus turun sejak lima bulan terakhir. Akan tetapi, optimisme pelaku usaha kembali menurun dibandingkan Juli 2024 menjadi sebesar 71,6%, dan masih dikatakan stabil karena persentase pesimisme pelaku usaha juga turun dari 6,0% menjadi 5,9% pada Agustus 2024.
Sumber: Siaran Pers Kementerian Perindustrian | Editor: Intoniswan
Tag: iki