PNPB Mulai Melambat dan Cukai Menurun

Sri Mulyani Indrawati.

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Pendapatan Negara melanjutkan kinerja baik hingga akhir April 2023, tumbuh 17,3% (yoy). Hingga akhir April 2023, Pendapatan Negara tercapai sebesar Rp1.000,5 triliun atau 40,6% dari Target APBN 2023 (Target).

“Pendapatan Negara dari Pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) masih tumbuh cukup tinggi, namun mulai melambat, sementara Pendapatan Kepabeanan dan Cukai menurun,” ungkap Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati pada Konferensi Pers APBN Kita, Senin (22/05).

Disebutkan, hingga akhir April, Penerimaan Pajak masih kuat, yaitu mencapai Rp688,15 triliun atau 40,05% dari target, tumbuh 21,3% (yoy), didorong solidnya pertumbuhan ekonomi domestik, dampak harga komoditas yang masih tinggi, dan dampak implementasi UU Harmonsasi Peraturan Perpajakan (HPP).

Secara kumulatif, mayoritas jenis pajak tumbuh positif kecuali PPh 22 Impor yang terkontraksi karena penurunan aktivitas impor dan PPh Final yang terkontraksi disebabkan adanya kebijakan Program Pengungkapan Sukarela (PPS) tahun lalu yang tidak terulang kembali pada tahun ini.

Selain itu, seluruh sektor utama mencatatkan kinerja positif secara kumulatif, meski pada bulan April kinerja sektor industri pengolahan, perdagangan, konstruksi, dan real estat mengalami kontraksi akibat tingginya angsuran masa PPh Badan pada tahun 2022 dan pembayaran ketetapan pajak yang tidak berulang.

“Tingkat kepatuhan penyampaian SPT Tahunan tahun 2023 meningkat 2,89% dibandingkan tahun 2022,” kata Menkeu.

Sementara, per 30 April 2023, realisasi Penerimaan Kepabeanan dan Cukai melambat. Hal ini dipengaruhi oleh turunnya Penerimaan Bea Keluar dan Cukai, sedangkan Penerimaan Bea Masuk masih menunjukkan kinerja positif.

Penerimaan Kepabeanan dan Cukai mencapai Rp94,50 triliun (31,17% dari target, turun 12,81% yoy). Penerimaan Bea Masuk tumbuh 3,32% (yoy), didorong naiknya kurs USD dan kenaikan Bea Masuk Kendaraan meskipun kinerja impor sudah mulai menurun.

Sementara itu, Penerimaan Cukai menurun 5,07% (yoy), utamanya disebabkan penurunan Penerimaan CHT karena total produksi yang menurun (sebagai respon kebijakan kenaikan PPN thn 2022 dan penurunan produksi Golongan 1).

“Bea Keluar juga mengalami penurunan sebesar 71,69% (yoy) akibat harga Crude Palm Oil (CPO) yang lebih rendah, turunnya volume ekspor mineral, dan turunnya tarif Bea Keluar tembaga,” ujar Menkeu.

Kinerja PNBP hingga akhir April 2023 terus mengalami pertumbuhan, mencapai Rp217,8 triliun (49,3% dari Target) atau tumbuh 22,8% (yoy). Capaian positif ini terutama didorong oleh realisasi SDA non-Migas (88,8% dari Target) yang disumbang oleh Iuran Produksi Royalti Batubara, pendapatan Kekayaan Negara Dipisahkan (KND) (83,2% dari Target) didorong dividen BUMN Perbankan, dan pendapatan BLU (25,9% dari Target) yang diperoleh dari meningkatnya pendapatan jasa layanan RS, jasa layanan Pendidikan dan pendapatan pengelolaan dana BLU.

Sementara pendapatan SDA Migas (31,2% dari Target) mengalami perlambatan akibat penurunan Indonesian Crude Price (ICP) dan lifting minyak dan gas bumi. PNBP Lainnya (50,2% dari Target) sedikit mengalami penurunan yang disebabkan oleh penurunan pendapatan non-layanan yang didominasi dari Tahun Anggaran Yang Lalu (TAYL) dan denda.

Menkeu juga melaporkan, Pembiayaan Investasi 2023 terus diakselerasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dari total alokasi pembiayaan investasi sebesar Rp176,3 triliun, alokasi untuk Klaster Infrastruktur Rp85,3 triliun, Klaster Pendidikan Rp20 triliun, Klaster Perlindungan Masyarakat Rp4,3 triliun, Klaster Pangan dan Lingkungan Hidup Rp4,8 triliun, Klaster Kerja Sama Internasional Rp3,5 triliun, Klaster Lainnya Rp58 triliun, dan Kewajiban Penjaminan Rp0,3 triliun.

Sampai dengan akhir April 2023, Pembiayaan Investasi sebagai bentuk kontribusi APBN telah disalurkan melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) untuk 63.097 unit rumah di 378 kota/kabupaten, untuk mencerdaskan bangsa melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dengan target 7.797 orang untuk program native, 38.025 penerima dari Kemendikbudristek, 51.582 penerima dari Kemenag, pendanaan riset untuk 2.105 proyek dan riset inovasi BRIN untuk 425 proyek , serta untuk memberikan bantuan kepada dunia internasional melalui Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI).

Sumber: Biro KLI Kementerian Keuangan | Editor: Intoniswan

Tag: