Polda Sumbar Terjunkan Personel Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Marapi

Puluhan pendaki masih dicari di Gunung Marapi karena terperangkan abu erupsi, Minggu (3/12/2023), sedangkan 11 orang dikabarkan meninggal dunia. (Foto Istimewa)

PADANG.NIAGA.ASIA – Polda Sumbar menerjunkan sejumlah personel untuk membantu penanganan bencana alam usai meletusnya Gunung Marapi di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat pada Minggu (3/12/23).

Kabid Humas Polda Sumbar Kombes. Pol. Dwi Sulistyawan, menjelaskan bahwa personel yang diterjunkan dari personel Ditsamapta Polda Sumbar dan Satbrimob Polda Sumbar untuk turun membantu korban letusan Gunung Marapi.

“Sesuai perintah Pak Kapolda Sumbar, maka sejak semalam sudah diturunkan personel untuk memberikan bantuan penanganan bencana erupsi Gunung Marapi,” ungkap Kabid Humas, Senin (4/12/23).

Kombes. Pol. Dwi Sulistyawan juga mengatakan bahwa nantinya, personel yang diterjunkan itu untuk membantu evakuasi korban yang terjebak di Gunung Marapi tersebut. Selain dari Polda Sumbar, personel di Polres terdekat juga sudah membantu dalam kegiatan evakuasi korban Gunung Marapi.

Gunung Marapi di Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat, termasuk salah satu gunung berapi yang sangat sulit diperidiksi mengalami erupsi, Minggu (3/12/23) kemarin. Gunung Marapi ini sudah ditetapkan dalam status waspada sejak tahun 2011.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Marapi, Ahmad Rifandi, membenarkan telah terjadi erupsi Gunung Marapi. Erupsi tercatat pada pukul 14.53 WIB.

“Ketinggian kolom abu tidak teramati karena tertutup awan. Untuk radius erupsi masih di 3 kilometer, status masih waspada,” tuturnya, dilansir dari RRI, Minggu (3/12/23).

Masyarakat diharapkan tidak mendekati wilayah rawan terdampak erupsi. Jika keluar rumah masyarakat diminta menggunakan topi, kaca mata, jaket, serta masker karena ada hujan abu yang terbawa angin.

“Perkiraan abu erupsi ini mengarah ke wilayah Lasi, Candung, Kabupaten Agam. Kalau beraktivitas ke luar rumah harap hati-hati,” tambahnya.

Salah satu warga, Novelhya Wirda, menceritakan terjadi hujan abu pukul 15.00 WIB. Material abu berupa kerikil.

“Saya kira hujan di atap rumah. Tapi saya lihat keluar rumah ternyata seperti kerikil hitam. Bau belerang sangat kuat,” jelasnya.

Sebelum hujan abu ada gempa yang dirasakan selama dua kali. Lalu disusul bunyi gemuruh. Setelah itu barulah hujan abu turun. Saat ini warga memilih bertahan di rumah karena cemas jika ke luar justru bisa berbahaya bagi keselamatan diri.

Sumber: Tribratanews.Polri | Editor: Intoniswan 

Tag: