Polisi Duga Ada 3 Orang yang Bantu Pelarian Dito Saat DPO

Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Djuhandani Rahardjo Puro. (Foto Humas Polri)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Dittipidum Bareskrim Polri masih mengusut pihak-pihak yang membantu tersangka kasus kepemilikan senpi ilegal Dito Mahendra bersembunyi selama dimasukkan Polri dalam  daftar pencarian orang (DPO).

Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Djuhandani Rahardjo Puro mengatakan, ada tiga orang yang dicurigai pihaknya terlibat membantu Dito melarikan diri. Namun dia belum menjelaskan dengan terang siapa tiga orang yang dimaksudnya.

“Ada beberapa orang yang kita curigai membantu saudara DM melarikan diri. Ada sekitar 3 orang yang saat ini masih dalam proses pengembangan,” ujar Djuhandani kepada wartawan di Bareskrim Polri, Jakarta Selata, Senin (30/10/2023).

Menurut Djuhandhani, tiga orang yang dicurigai penyidik, ada yang bertaut relasi dengan Dito.

Namun, saat disinggung soal adanya keterlibatan mantan kekasih Dito, Nindy Ayunda dalam perkara ini, Djuhandani hanya menjawab diplomatis.

“Kita lihat nanti. Yang jelas itu sudah merupakan bagian daripada penyelidikan ataupun penyidikan kita,” tuturnya.

Mantan Direskrimum Polda Jawa Tengah itu hanya menjelaskan, penyidik saat ini masih melakukan pendalaman untuk mencari alat bukti keterlibatan ketiga orang tersebut. Salah satunya, polisi mendalami melalui aliran dana.

“Setelah kita mendapatkan alat bukti yang lengkap dan bisa menunjuk keaktifan para orang yang kita curigai ini, nanti akan kita rilis,” jelas Djuhandani.

Sebagaimana diketahui, Dito ditangkap di sebuah vila di kawasan Canggu, Badung, Bali, pada Kamis sekitar 14.30 Wita. Dito Mahendra ditangkap seorang diri dan tanpa perlawanan.

Dito bungkam

Pada bagian lain juga dijelaskan, Dito masih bungkam soal asal-usul sembilan senpi ilegal yang ditemukan di rumahnya.

“Sampai sekarang saudara DM masih tutup mulut, tidak mau memberikan keterangan,” ujar Djuhandani.

Namun Djuhandari menuturkan hal itu tidak menjadi hambatan dalam mengungkap perkara. Dia menegaskan tak akan diam dan tetap menelusuri sumber senpi ilegal itu.

“Tapi itu tidak masalah bagi kita karena kita mempunyai ruang untuk melaksanakan pengembangan lebih lanjut. Kita mempunyai data-data yang bisa kita gunakan untuk penyelidikan lebih lanjut. Kalau dari pengakuan, ini juga menjadi hal yang bukan krusial,” tuturnya.

“Dia tidak mengaku, namun alat bukti-bukti yang bisa kita gunakan untuk menjerat, ini tidak masalah. Nanti kita akan tetap mengembangkan permasalahan ini,” lanjut Djuhandhani.

Djuhandani menegaskan, kasus senpi ilegal yang melibatkan Dito, masih terus diusut. Penyidik telah mengirim berkas perkara kasus tersebut ke Kejaksaan.

Namun, menurut dia, jaksa peneliti menyatakan berkas belum lengkap dan dikembalikan ke penyidik atau P-19. Adapun kini, penyidik masih memperbaiki berkas perkara tersebut sesuai dengan petunjuk yang diberikan jaksa.

“Ada tambahan beberapa permintaan pemeriksaan terkait beberapa orang saksi terkait asal-usul senjata,” ungkapnya.

“Saat ini sedang berjalan proses penyelidikannya. Jadi perkara tidak hilang begitu saja, tidak. Karena tersangka kita tahan, kita tetap mempertanggungjawabkan secara hukum apa-apa yang telah kita laksanakan,” katanya.

Sebelumnya, Dito Mahendra ditangkap polisi di sebuah vila di kawasan Canggu, Badung, Bali, pada Kamis (7/9) lalu. Dito Mahendra ditangkap seorang diri dan tanpa perlawanan.

Kemudian, Dito dibawa dan diperiksa oleh Bareskrim Polri pada Jumat (8/9). Saat digiring ke Bareskrim, Dito sempat mengatakan akan membuka semua fakta yang terjadi.

Sumber: Divisi Humas Polri | Editor: Intoniswan

Tag: