TARAKAN.NIAGA.ASIA – Aparat Polres Tarakan berhasil membongkar peredaran beras Bulog yang dioplos di sebuah gudang “Rumah Pangan Kita” yang terletak di daerah Beringin RT 11, Kelurahan Selumit Pantai, Kecamatan Tarakan Tengah.
Kasat Reskrim Polres Tarakan Kasat Reskrim AKP Randhya Sakthika Putra mengatakan, seorang pria berinisial HS (50) selalu penanggung jawab Rumah Pangan Kita (RPK) berhasil diamankan.
“Sistem kerjanya, membeli beras Bulog dioplos menggunakan kemasan beras premium dan dijual seharga premium,” kata AKP Randhya Sakthika Putra pada Niaga.Asia, Rabu (12/06/2024).
Terbongkarnya pengoplolsan beras Bulug kualitas medium jadi premium, setelah Polres Tarakan Rabu 05 Juni 2024 mendapat informasi bahwa di RPK di sekitar wilayah Beringin, Tarakan, sering dijadikan tempat untuk memindahkan isi beras merk Bulog ke kemasan lain.
Mendapat informasi itu, personil Tipiter Reskrim Polres Tarakan mendatangi tempat dimaksud. Setelah dilakukan penyelidikan, terlihat pelaku HS sedang memindahkan beras Bulog sebanyak 1.000 karung dengan merek SPHP ke karung merk Jempol Siip.
“Tersangka kedapatan memindahkan beras Bulog merk SPHP berat 5 kilogram ke dalam 250 karung beras merk Jempol Siip kemasan 20 kilogram,” sebutnya.
Dari hasil pemeriksaan, tersangka HS berperan sebagai penanggung jawab RPK yang sudah beroperasi sejak tahun 2022 lalu. Gudang beras milik HS juga merupakan mitra dari Bulog.
Tersangka mengaku setiap beberapa bulan mendapatkan beberapa karung beras Bulog. Kemudian dioplos ke kemasan premium dengan harga jual 265 ribu per karung isi 20 kilogram.
“Beras oplosan premium dijual tersangka di wilayah kota Tarakan dan Tanjung Selor, HS sudah memiliki pelanggan dalam pemasaran beras,” ucap AKP Randhya Sakthika Putra.
Dihadapan penyidik, tersangka HS mengaku pengoplosan beras dilakukan dengan cara mencampurkan 10 karung beras Bulog isi 50 kilogram dengan 10 karung beras berbagai merk isi 50 kilogram, jadi 25 karung beras merk Ina Boy.
HS juga merupakan agen beras dari Sulawesi Selatan, sehingga dengan mudah mendapatkan karung-karung beras dengan berbagai merk seperti, Ketupat, 2 Ketupat, Manggis, Ina Boy, Jempol, dan Ketupat Borneo.
“Beras Bulog 5 kilogram yang awalnya dibeli Rp 58 ribu. Setelah dioplos kemasan premium 5 kilogram dijual Rp73 ribu-Rp75 ribu. Jadi untungnya sekitar Rp 15 ribu per karung,” sambungnya.
Menurut AKP Randhya Sakthika Putra, untuk menyamarkan aroma bau khas beras Bulog, HS menyemprotkan cairan pengharum beras, sehingga pembeli dan masyarakat percaya bahwa beras dari gudang milik HS jenis premium .
Dalam penggeledahan, polisi mengamankan 100 karung putih beras bulog kemasan 50 kilogram, 79 karung kuning beras Bulog kemasan 50 kilogram, dan 27 karung beras NJ dengan karung warna merah pink kemasan 50 kilogram.
Selanjutnya, 37 karung beras merk dua ketupat ketupat kemasan isi 5 kilogram, 21 karung beras merk dua ketupat kemasan 20 kilogram dan 28 karung beras merk ketupat borneo kemasan 5 kilogram.
“Kita juga dapat ratusan lembar karung beras dengan merek dua ketupat, ketupat borneo, Ina Boi, jempol siip merasakan 5 kilogram sampai 20 kilogram,” tuturnya.
Penulis : Budi Anshori | Editor : Intoniswan
Tag: BulogPenipuan