Presiden Instruksikan Tindakan Cepat Tangani Bencana di Pekalongan

Presiden Prabowo Subianto menyampaikan duka cita atas bencana banjir dan longsor yang melanda wilayah Kabupaten Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Kamis, 23 Januari 2025. (Foto BPMI Setpres/Niaga.Asia)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Presiden Prabowo Subianto menyampaikan duka cita atas bencana banjir dan longsor yang melanda wilayah Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah.

Pernyataan tersebut disampaikan Presiden dalam keterangannya di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Kamis, 23 Januari 2025.

“Pada kesempatan ini pula, saya menyampaikan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas musibah bencana banjir dan longsor di Pekalongan, jawa tengah yang mengakibatkan korban jiwa,” ucap Presiden.

Presiden Prabowo pun telah menginstruksikan kepada Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan aparat untuk segera bertindak cepat di lokasi bencana. Kepala Negara menekankan pentingnya distribusi bantuan secara cepat dan tepat sasaran.

“Saya sudah tugaskan langsung Kepala BNPB dan aparatnya untuk bergerak cepat di lokasi membantu pemerintah daerah dan berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya untuk meyakini bahwa segera ada tindakan bantuan dan semua bantuan harus cepat dan tepat sasaran,” lanjutnya.

 

Dalam keterangannya, Presiden juga menyampaikan dirinya akan terus memantau perkembangan penanganan bencana di Pekalongan.

“Saya terus akan memantau perkembangan,” tambahnya.

20 orang meninggal

Untuk diketahui, sebanyak 20 orang meninggal dunia dan 14 orang lainnya mengalami luka di Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, akibat banjir bandang dan tanah longsor yang menerjang wilayah Jawa Tengah itu, Senin (20/1).

Sebanyak 20 orang meninggal dunia dan 14 orang lainnya mengalami luka di Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, akibat banjir bandang dan tanah longsor yang menerjang wilayah Jawa Tengah itu, Senin (20/1). (Foto TVONE)

Seorang warga Petungkriyono, Abdullah, mengaku tidak habis pikir bagaimana banjir yang cukup dalam bisa terjadi di wilayahnya yang berada di dataran tinggi.

“Hujan semakin besar dan mulai jam lima sore langit gelap disertai angin dan petir. Pokoknya situasi mencekam,” ujarnya, Rabu (22/1) kepada BBC News Indonesia.

Menurut Abdullah, sebagian besar korban di Kampung Kasimpar adalah orang-orang yang berlindung di rumah-rumah warga, kafe, dan pemancingan saat banjir dan longsor terjadi.

Namun kemudian terjadi longsor susulan yang lebih besar sekitar jam tujuh malam.

“Mereka juga kebingungan. Mau mundur enggak bisa karena aliran banjir deras, tapi maju juga enggak bisa karena terjadi longsor, ” tutur Abdullah.

“Kebetulan di beberapa rumah warga juga sedang ada acara sehingga korban-korban kebanyakan dari orang luar daerah,” ujarnya.

“Ada satu rumah itu isinya satu keluarga yang sedang berteduh dan terkena longsor. Mereka dinyatakan meninggal dunia,” kata Abdulah.

Sumber: BPMI Setpres | Editor: Intoniswan

Tag: