Produk Ban Dalam Indonesia Siap Bersaing di Maroko Setelah Penyelidikan Safeguard Dihentikan

Mendag Zulkifli Hasan. (Foto Kemendag)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Produk  ban  dalam  sepeda,  velocipede,  sepeda  motor,  dan  skuter  siap bersaing   di   Maroko. Peluang   ini   semakin   terbuka setelah Pemerintah   Maroko   melalui Komisi Pengawasan  Impor memutuskan  untuk  menghentikan penyelidikan safeguards untuk  produk-produk tersebut dengan  Pos  Tarif  HS  4013.20.00.00;  4013.90.00.10;  4013.90.00.20,  berlaku pada 3 Juli 2023.

“Saya   menyambut   positif   keputusan   Otoritas   Maroko   yang   telah   menghentikan   penyelidikansafeguard terhadap  produk  ban  impor  yang  salah  satunya  berasal  dari  Indonesia  tersebut. Dengan adanya  keputusan  ini,  peluang  produk  asal  Indonesia  untuk  masuk  ke  pasar  Maroko  menjadi  lebih lebar  dan  eksportir  Indonesia  dapat  kembali  meningkatkan  ekspor  produk  ban ke Maroko,” kata Mendag Zulkifli Hasan.

Penyelidikan safeguard oleh  Maroko  dimulai  pada  30  September  2022.  Namun, Pemerintah  Maroko memutuskan  penghentian  penyelidikan  safeguard  karena  tidak  menemukan  adanya  bukti  telah terjadi lonjakan impor produk yang diselidiki dari Indonesia ke Maroko.

Nilai ekspor ban dalam dari Indonesia ke dunia memang tercatat meningkat. Pada 2022, nilai ekspor Indonesia   ke   dunia untuk   produk   bandalam   sebesarUSD23 juta.   Nilai ini naik   117   persen dibandingkan tahun 2018 yang sebesar USD 10,5 juta.

Sementara, di tahun yang sama Indonesia tidak melakukan  ekspor  produk  yang  diselidiki  tersebut  ke  Maroko.  Sedangkan,  pada  2021nilai  ekspor produk ban dalam dari Indonesia ke Maroko tercatat sebesar USD 346,3 ribu.

Selain  tidak  ditemukan  bukti  lonjakan  impor produk  yang  diselidiki  dari  Indonesia  ke  Maroko, keputusan   penghetian   penyelidikan   safeguard   tersebut   juga   dikarenakan adanya   permintaan penarikan  penyelidikan  atas  penerapan  tindakan  pengamanan  perdagangan  oleh industri  domestik ban di Maroko.

“Kabar penghentian penyelidikansafeguard merupakan  kabar  yang  sangat  baik  dan  harus  kita manfaatkan untuk meningkatkan ekspor Indonesia,”urai Mendag Zulkfili Hasan.

Mendag  Zulkifli  Hasan  mengapresiasi  Otoritas  Maroko  yang  telah  melakukan  penyelidikan  secara transparan  dan  adil  sesuai  dengan  Agreement  on  Safeguard  WTO yang mengatur  mengenai  suatu negara  yang  dapat  melakukan  tindakan  pengamanan.

Tujuannya  memulihkan  kerugian  serius  atau mencegah  ancaman  kerugian  serius  terhadap  industri  dalam  negeri  akibat  lonjakan  barang  impor sejenis atau barang yang secara langsung bersaing.

Direktur  Jenderal  Perdagangan  Luar  Negeri  Budi  Santoso  menambahkan,  Agreement  on  Safeguard memiliki  tiga  kriteria  yang  harus  dipenuhi  pihak  otoritas  dalam  melakukan  penyelidikan  safeguard.

Pertama,  telah  terjadi  lonjakan  impor  tiga tahun  terakhir.  Kedua,  produsen  dalam negeri  mengalami kerugian serius/ancaman kerugian serius terhadap barang sejenis/yang langsung bersaing. Ketiga, ada hubungan sebab akibat antara keduanya.

“Dalam kasus ini, otoritas Maroko tidak menemukan kriteria-kriteria  tersebut  dalam  penyelidikan sehingga penyelidikan dihentikan,” lanjut Budi.

Direktur Pengamanan Perdagangan Natan Kambuno juga mengungkapkan, hasil positif dihentikannya penyelidikan safeguard ini  tidak  terlepas  dari  kolaborasi  dan  peran  aktif  dari  Pemerintah  Indonesia, KBRI  Rabat,  dan perusahaan  terkait untuk terus memonitor  serta  membela  pengusaha dan eksportir Indonesia sejak dari awal penyelidikan.

Pemerintah  Indonesia  melalui  koordinasi  Direktorat  Pengamanan  Perdagangan  Kemendag  telah bersikap    kooperatif    sejak    awal    penyelidikan.    Selain    itu,    Pemerintah    Indonesia    juga    telah menyampaikan  sanggahan  tertulis  terkait  tuduhan  safeguard  tersebut  hingga  akhirnya  Otoritas Maroko  menghentikan  penyelidikan  safeguard  ini.

“Kesuksesan  ini  juga  tidak  terlepas  dari  peran penting   para   pelaku   usaha   atau   eksportir   terkait   dalam   memberikan   dukungannya   kepada Pemerintah Indonesia,” elas Natan.

Natan mengajak para pelaku usaha Indonesia untuk memanfaatkan peluang ekspor produk ban dalam sepeda,  velocipede,  sepeda  motor,  dan  skuter dengan  optimal.

“Dengan dihentikannya penyelidikansafeguard, Indonesia  diharapkan  dapat  memanfaatkan  peluang  ini  untuk  meningkatkan  kinerja ekspor produk tersebut ke Maroko,”pungkas Natan.

Sumber: Siaran Pers Kementerian Perdagangan | Editor: Intoniswan

Tag: