
SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Produksi bawang merah Kalimantan Timur (Kaltim) tahun 2023 meningkat sebesar 120,34% dari tahun 2022. Produksi cabai besar mencakup cabai besar dan cabai keriting tahun 2023 turun sebesar 31,76 persen (550,43 ton) dari tahun 2022. Sedangkan produksi cabai rawit tahun 2023 turun sebesar 3,95 persen (307,41 ton) dari tahun 2022.
Demikian Kepala BPS Kaltim, DR. Yusniar Juliana, SST, MIDEC dalam laporan “Statistik Tanaman Sayur-Sayuran dan Buah-Buahan Provinsi Kalimantan Timur 2023” yang dipublikasikan secara digital 2 Oktober 2024.
Menurut Yusniar, bawang merah, cabai besar dan cabai rawit adalah komoditas potensi nasional. Pada tahun 2023 ketiga komoditas tersebut di Kaltim mengalami penurunan jumlah produksi mulai dari 2,53 persen sampai dengan 31,76 persen.
“Begitupun dari segi provitasnya yang tak luput mengalami penurunan juga, yakni sebesar 9,83 persen hingga 58,33 persen,” ungkap Yusniar.

Meski begitu luas panen ketiga komoditas tersebut justru mengalami peningkatan di tahun 2023, terkecuali komoditas cabai besar yang mengalami penurunan sebesar 17,04 persen.
Tanaman potensi merupakan komoditas tanaman yang memiliki nilai produksi lebih besar dibandingkan dengan komoditas tanaman lainnya.
Pada tahun 2023, komoditas SBS (Sayur-sayuran buah semusim) potensi Kaltim adalah terung, mentimun, dan kangkung. Sedangkan komoditas potensi nasional adalah bawang merah, cabai besar dan cabai rawit.
“Secara umum, luas panen, produksi maupun produktivitas pada komoditas sayur-sayuran dan buah semusim mengalami penurunan disebabkan terjadinya el nino yang melanda hampir sebagian besar wilayah Indonesia,” kata Yusniar.
Menurut BPS, produksi bawang merah Kalimantan Timur (Kaltim) tahun 2023 meningkat sebesar 120,34% dari tahun 2022. Kabupaten/ kota dengan produksi bawang merah terbesar adalah Penajam Paser Utara, yang berkontribusi sebesar 40,58 persen terhadap total produksi Kaltim. Kecamatan terbesar penghasil bawang merah adalah Sepaku dengan produksi 100,00 ton.
Luas panen komoditas bawang merah di Kaltim pada tahun 2023 juga meningkat sebesar 140,00 persen. Dimana Kutai Kartanegara berkontribusi sebesar 18,67 persen dengan luas panen 21,75 hektar, terutama dari Kecamatan Sebulu dengan luas panen sebesar 3,50 ha.
“Dari segi produktivitas, komoditas bawang merah merupakan yang terkecil dibandingkan komoditas SBS lainnya yakni sebesar 58,33 persen,” ungkap Yusniar.

Khusus cabai besar mencakup cabai besar/TW/teropong dan cabai keriting. Produksi cabai besar tahun 2023 turun sebesar 31,76 persen (550,43 ton) dari tahun 2022. Kabupaten/kota dengan produksi cabai besar terbanyak berasal dari Kabupaten Kutai Kartanegara, yang berkontribusi sebesar 59,28 persen terhadap total produksi cabai besar Kaltim. Penghasil cabai besar terbesar dalah Kecamatan Tenggarong Seberang dengan produksi sebesar 233,25 ton.
BPS melaporkan, dilihat dari sisi luas panennya, komoditas cabai besar mengalami penurunan sebesar 17,40 persen (52,63 hektar) dibandingkan tahun 2022. Selanjutnya dari sisi produktivitas di tahun 2023, komoditas cabai besar pun mengalami penurunan dibandingkan tahun 2022 yakni sebesar 17,75 persen menjadi 4,61 ton/ha.

Yusniar menambahkan, produksi cabai rawit tahun 2023 turun sebesar 3,95 persen (307,41 ton) dari tahun 2022. Kabupaten/ kota dengan produksi cabai rawit terbesar adalah Kabupaten Kutai Kartanegara yang berkontribusi sebesar 47,95 persen terhadap produksi Kaltim.
“Peningkatan produksi sebesar 13,02 persen (412,69 ton) ini disebabkan petani cabai besar beralih ke komoditas cabai rawit,” kata Yusniar.
Selanjutnya dari sisi produktivitas di tahun 2023, komoditas cabai rawit juga mengalami penurunan dibandingkan tahun 2022 yakni sebesar 9,83 persen menjadi 5,68 ton/ha. Sementara dilihat dari sisi luas panennya, komoditas cabai rawit memiliki luas panen terbesar dibandingkan komoditas SBS lainnya di Kaltim pada 2023 yakni meningkat sebesar 8,09 persen (98,37 hektar).
Penulis: Intoniswan | Editor Intoniswan | Adv Diskominfo Kaltim
Tag: Sayuran