SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Seperti apakah pemilih di Pilkada Kaltim 2024? Cyrusnetwok memberikan gambaran untuk dipahami calon kepala daerah dan partai pengusul kepala daerah setelah melakukan survei opini publik dari tanggal 04 November 2024 sampai dengan 09 November 2024.
Cyrusnetwork, kata COO-nya, Fadhil MR, memprofil pemilih dari 1.200 respon yang tersebar di 120 desa/kelurahan secara proporsional di 10 kabupaten/kota. Responden diwawancarai secara langsung, atau face to face (tatap muka).
“Kalau dikelompokkan menurut usia, pemilih terbanyak pada rentang usia 26 tahun sampai dengan 55 tahun. Jumlahnya mencapai 70,8%,” katanya.
Persisnya, rinciannya, pemilih usai 17-25 tahun sebanyak 20,4%, pemiliha usia 26-35 tahun (22,1%), pemilih usia 36-45 tahun 27,6%, pemilih usia 46-55 tahun 21,1%, dan pemilih usia 56-65 tahun 8,0%, dan terkecil adalah pemilih usia di atas 65 tahun, hanya 0,8%.
“Kemudian, kalau pemilih dikelompokkan berdasarkan generasi, Generasi Milenial terbanyak yakni 41,7%, Gen X 28,9%, dan Gen Z 24,3%. Sedangkan generasi Baby Boomer hanya 5,0%, dan Pre Boomer 0,1%,” ungkap Fadhli.
Selanjutnya, kata Fadhli, kalau pemilih dikelompokkan menurut agama, pemilih terbesar di Pilkada Kaltim 2024 adalah yang beragama Islam 89,3%, Protestan 6,7%, Katolik 3,5%, dan Hindu 0,5%.
Apabila pemilih dikelompokkan berdasarkan etnis/suku, pemilih terbanyak dari etnis/suku Jawa yakni 32,7%, Bugis/Makassar 22,9%, Banjar 18,4%, Kutai 12,3%, Dayak 8,8%, lainnya 4,9%.
Menurut Fadhil, ada tiga alasan utama responden berpertisipasi memilih calon gubernur dan wakil gubernur Kaltim pada 27 November 2024 nanti, yakni 29,7% memilih dengan alasan calon dinilai mampu membawa perubahan, sebanyak 19,1% memilih berdsarkan penilaian bahwa calon berpengalaman dalam pemerintahan, dan ketiga 14,9% menilai calon merakyat dan berkepribadian santun.
Siasanya dalam rentang 5% smpai8,1% memilih pasangan calon dengan alasan memiliki latar belakang yang cocok untuk memimpin, ahli dan handal dalam bekerja, dinilai tegas, brani, dan berwibawa, jujur dan bersih dari korupsi.
“Sedangkan responden yang memilih calon tertentu deangan alasan berasal dari partai politik yang dia dukung hanya 2,8%, berasal dari kelaurga tokoh masyarakat Kaltim 2,7%, soleh/religius 0,4%, lainnya 1,0%, dan tidak tahu/tidak menjawab 2,3%,” ungkap Fadhli.
Fadhli menambahkan, sejak melakukan survei pertama bulan September, survei kedua bulan Oktober, dan survei ketiga, awal Nopember, alasan responden memilih calon gubernur dan wakil gubernur, selalu berubah-ubah.
Pada bulan September dan Oktober, responden yang mendasari pilihannya pada kejujuran dan bersihnya calon dari korupsi ada 7,8%, pada awal Nopember tinggal 5,4%.
Kemudian, pada bulan September, responden yang mendasari pilihannya pada ketegasan, keberanian, wibawa calon ada 4,3%, pada bulan Oktober naik jadi 5,4%, dan di Nopember naik lagi jadi 6,2%.
Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan
Tag: Pilkada Kaltim 2024