BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA – Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan terus menunjukkan kemajuan signifikan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional yang bertujuan meningkatkan kapasitas dan kualitas pengolahan kilang minyak di Indonesia.
Kunjungan langsung Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif ke lokasi proyek, Minggu (11/8/2024) mempertegas komitmen pemerintah dalam mengawal kelancaran pelaksanaan proyek yang progresnya sudah mencapai 91,6%.
Dalam kunjungan tersebut, Arifin Tasrif menyaksikan langsung sejumlah unit produksi yang telah berhasil diselesaikan, termasuk unit Crude Distillation Unit (CDU) IV. CDU IV kini telah beroperasi normal, penyelesaian unit ini menjadikan Kilang Balikpapan sebagai kilang dengan kapasitas produksi terbesar yang dimiliki Pertamina saat ini.
Arifin juga mengarahkan agar seluruh tim yang terlibat dalam proyek ini selalu melakukan evaluasi dan mendukung kerja tim (teamwork) agar proyek dapat berjalan dengan baik. Komunikasi harus tetap terjaga dengan baik, dan setiap resiko yang mungkin terjadi harus diantisipasi dengan langkah-langkah yang tepat.
“Kalau seandainya berlarut-larut, harus diantisipasi apa langkah selanjutnya yang harus dilakukan, tentu saja semuanya harus memberikan masukan,” tegas Arifin.
Proyek RDMP Balikpapan memiliki nilai investasi mencapai USD7,4 miliar. Dari total tersebut, USD4,3 miliar berasal dari ekuitas, sedangkan USD3,1 miliar diperoleh melalui pinjaman yang didukung oleh Export Credit Agency (ECA). Investasi ini mencerminkan besarnya skala proyek serta pentingnya peran proyek ini dalam mendukung ketahanan energi nasional.
Salah satu tujuan utama dari proyek RDMP ini adalah meningkatkan kapasitas pengolahan kilang dari 260 ribu barel per hari menjadi 360 ribu barel per hari. Peningkatan kapasitas ini tidak hanya akan menambah produksi BBM nasional, tetapi juga meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Dengan teknologi baru yang diterapkan, Kilang Balikpapan kini mampu memproduksi bahan bakar dengan standar Euro 5.
Dalam arahannya, Arifin menekankan pentingnya mengantisipasi setiap kesulitan yang mungkin dihadapi ke depan.
“Kita mengevaluasi, meng-highlight hal-hal krusial apa yang harus kita hadapi ke depan. Kesulitannya apa, kemampuan kita apa, bagaimana kita bisa mengatasinya, sehingga target bisa diselesaikan sebaik-baiknya,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa perlu ada perhitungan yang matang terkait cost expenditure yang dibutuhkan, agar proyek dapat selesai tepat waktu tanpa mengorbankan kualitas.
Sumber: Biro KLIK Kementerian ESDM | Editor: Intoniswan
Tag: Pertamina