PT REA Kaltim dan Disbun Kaltim Raih Penghargaan Responsif Gender

Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur, Sri Wahyuni. (Foto Biro Adpim Setdaprov Kaltim)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – PT REA Kaltim yang bergerak di sektor usaha perkebunan di Kaltim  terpilih sebagai perusahaan penerima penghargaan yang responsif gender atau perempuan. Sedangkan untuk kategori desa menuju ramah gender/perempuan terpilih Desa Sumber Sari, Kutai Kartanegara.

Kemudian di lingkup perangkat daerah Pemerintah Provinsi Kaltim atas implementasi PUG Tahun 2022, berdasarkan hasil pemantauan Tim Driver PUG (Pengarus Utamaan Gender) terpilih sebagai yang Terbaik I yaitu Dinas Perkebunan Kaltim, Terbaik II RSJD Atma Husada Mahakam, dan Terbaik III Dinas ESDM Kaltim.

Pengumuman dan penyerahan penghargaan diselenggarakan Dinas Kependudukan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Provinsi Kaltim saat menggelar Parade Gender Kalimantan Timur dalam rangkaian peringatan Hari Kartini 2023di Ruang Ruhui Rahayu Kantor Gubernur Kaltim, Rabu (24/5/2023).

Parade gender yang menampilkan perempuan berjasa dan berprestasi se-Kaltim, perusahaan dan perangkat daerah responsif gender. Penyerahan penghargaan, langsung oleh Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur, Sri Wahyuni didampingi Kepala DKP3A Kaltim,  Noryani Sorayalita. Parade Gender Kaltim dirangkai dengan kegiatan Workshop Pencegahan Perkawinan Usia Anak.

Tampak hadir Kepala Dinas Perkebunan Kaltim,  Ahmad Muzakkir, Kepala Dinas ESDM Kaltim, Munawwar, dari Ditjen Otda Kementerian Dalam Negeri RI, Ambat Nainggolan, dan Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan Sekretariat Kabinet RI, Allifa Rahmat Syukri Allifa Rahmat Syukri.

Penghargaan kepada gender champion dari kabupaten/kota se-Kaltim diberikan setelah melalui proses penilaian dari Tim OASE KIM (Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju) untuk lima bidang, yaitu kesehatan, pendidikan, sosial budaya, pertanian dan lingkungan hidup.

Sekda Sri Wahyuni dalam sambutannya mengatakan, Parade Gender Kaltim yang dilaksanakan DKP3A sebagai bentuk komitmen dari Pemprov Kaltim bahwa kehadiran pemerintah untuk pembangunan dan pemberdayaan gender di Kaltim.

“Saya mengapresiasi Parade Gender yang sudah dilakukan DKP3A Kaltim,” ujarnya, sebagaimana dikutip laman resmi Pemprov kaltim, kaltimprov.go.id.

Menurut Sri, setiap orang yang telah memberikan kontribusi  terhadap kemajuan perempuan layak mendapatkan reward atau penghargaan. Apalagi penghargaan ini basisnya adalah pergerakan yang dilakukan oleh kaum perempuan.

Perempuan dengan segala keterbatasan yang dimilikinya, tetap bisa berkontribusi untuk lingkungannya dan di berbagai bidang. Ini menjadi satu contoh bahwa perempuan itu bisa berdaya, bisa melakukan pemberdayaan terhadap diri dan lingkungannya. Dan ini menjadi salah satu muatan dari kegiatan parade gender.

“Jadi Parade Gender ini tidak hanya sekadar seremoni, tetapi ini ruang bertemunya para champion yang nanti akan menyuarakan ke depan itu akan seperti apa. Terutama untuk meningkatkan indeks pembangunan gender (IPG) dan indeks pemberdayaan gender (IDG), menjadikan perempuan Kaltim yang berdaya, apa-apa saja yang harus dilakukan,” ucap Sri Wahyuni.

Untuk itu, lanjut Sri Wahyuni, Pemprov Kaltim tidak bisa sendiri, perlu menggandeng mitra pembangunan yang sudah melakukan atau mengimplementasikan pengarusutamaan gender di lingkungannya. Dan pemerintah daerah bersama mitra pembangunan harus bersinergi agar hal-hal yang dilakukan tidak menjadi parsial.

“Maka tadi kita sarankan jika ada model satu kawasan untuk pengarusutamaan gendernya sudah berjalan, dilakukan bersama-sama, terpadu antara Pemprov Kaltim dengan mitra pembangunan, maka model ini bisa direplikasi untuk daerah yang lain,” katanya.

“Kemudian kita juga perlu memperbanyak fasilitator pembedayaan perempuan, karena jumlah tenaga yang ada di DKP3A dan mitra pembangunan sangat terbatas. Tapi kita perlu banyak mencetak fasilitator pemberdayaan perempuan yang menjadi tangan kanan kita, agen kita dan pionir kita untuk pengarusutamaan gender,” imbuh Sri.

Sri Wahyuni menggarisbawahi capaian IPG dan IDG Kaltim yang masih berada di bawah 25 besar dari 38 provinsi se-Indonesia atau berbanding terbalik dengan capaian indeks pembangunan manusia (IPM) Kaltim yang berada di posisi 3 besar nasional. Pengarusutamaan gender ini leading sector ada di DKP3A tetapi harus dikerjakan secara bersama-sama.

“Selain melaksanakan selebrasi seperti ini, kita juga tetap punya tanggung jawab untuk melakukan aksi-aksi dalam upaya meningkatkan angka IPG dan IDG yang masih jauh dari capaian IPM Kaltim. Paling tidak kita harus berusaha untuk menyamakan posisi IPG dan IDG sejajar dengan angka IPM Kaltim,” tegasnya.

Kepala DKP3A Kaltim Noryani Sorayalita mengungkapkan bahwa selain penghargaan kepada gender champion, yaitu perempuan yang terpilih melalui pemantauan mitra kerja akan kemandirian dan konsistensi perempuan dalam melakukan pemberdayan perempuan di daerahnya.

Pada kesempatan yang sama, Sekda Sri Wahyuni didampingi Kepala DKP3A Kaltim Noryani Sorayalita melakukan luanching aplikasi Klik Si-Gen yang akan digunakan oleh Pokja PUG, Tim Driver, Focal Point dan tim teknis dalam mengawal penyusunan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender (PPRG) guna mewujudkan pembangunan yang berkeadilan.

Penulis: Intoniswan | Editor; Intoniswan | ADV Diskominfo Kaltim

Tag: